Panduan tentang Menu

"Selamat Datang di Blog Cara Mengisi Blog dengan Modul Pembelajaran

KANKER

KANKER



I. Pengertian kanker

Apakah Kanker itu ?

Perkembangan kearah modernisasi menyebabkan terjadinya pergeseran jenis penyakit. Kalau dulu penyakit infeksi merupakan penyebab kematian terbanyak, kini penyakit akibat usia lanjut dan proses degenerasi semakin menonjol. Kematian karena penyakti jantung koroner dan stroke makin meningkat, dan penyakit tumor atau kanker merupakan salah satu penyakti degenerasi yang juga ditakuti. dikenal dua macam tumor, yaitu tumor jinak dan tumor ganasatau disebut dengan kanker. Tumor jinak tidak banyak mengganggu, dan pertumbuhannya lambat. Sebaliknya tumor ganas, karena pertumbuhannya sangat cepat dan tidak terkendali, maka ia akan sangat mengganggu, dapat menyebar ke organ-organ lain, dan menyebabkan kematian.
Di Amerika, ditemukan lebih dari 600.000 kasus kanker baru setiap tahunnya, atau sebanyaknya 1.600 orang per hari, dan satu dari lima orang Amerika meninggal karena kanker. Kanker dapat diobati dengan sempurna bila penyakitnya ditemukan pada stadium dini. Masalahnya adalah gejala kanker sendiri tidak nyata, keluhan penderita umumnya mirip dengan penyakti lain yang bukan keganasan, kecuali bila penyaktinya telah menjadi parah. Disinilah peran uji saring menjadi penting.

II. Uji saring kanker

Pemeriksaan uji saring untuk deteksi dini penyakit kanker telah banyak dilakukan. Salah satu yang terkenal adalah Pap Smear,untuk deteksi dini adanya kanker leher rahim. Kanker dapat diobati dengan sempurna bila penyakitnya ditemukan pada stadium dini. Masalahnya adalah gejala kanker sendiri tidak nyata, keluhan penderita umumnya mirip dengan penyakti lain yang bukan keganasan, kecuali bila penyaktinya telah menjadi parah. Disinilah peran uji saring menjadi penting.

Siapakah yang dapat terkena KANKER?

Semua orang dapat terserang penyakit ini, tidak peduli kaya atau miskin, kulit putih atau hitam, gemuk atau kurus, laki-laki atau perumpuan, tetapi umumnya kanker lebih banyak menyerang orang berusia lanjut, yaitu antara 45-64 tahun, kecuali leukemia. Telah terbukti bahwa adanya riwayat keluarga penderita kanker, seperti kanker payudara, usus besar dan kandungan, keturunannya akan mempunyai risiko tinggi untuk taerkena kanker tersebut.
Dalam lingkungan hidup kita di dunia modern ini, dengan adanya industrialisasi dan banyaknya makanan yang telah diproses terlebih dahulu, maka banyak sekali ditemukan zat-zat ataupun benda-benda yang berupakarsinogen yang dapat menyebabkan kanker. Contohnya : radiasi sinar X dan sinar ultraviolet dari matahari; zat-zat pengawet dan zat-zat pewarna; bahan-bahan kimia dari industri, seperi amin aromatik, asbes, ter (carbon hitam); asap hitam, alkohol dan obat-obatan. Begitu juga infeksi oleh virus dapat menyebabkan terjadinya kanker, seperti : virus hepatitis B dan C (kanker hati), virus Papiloma (kanker leher rahim), virus Eipstein Barr (kanker nasofaring), virus Sarcoma, virus AIDS dan lain-lain.
Pemeriksaan ujisaring lainnya adalah mamografi untuk deteksi kanker payudara, tetapi sayangnya alat mamografi tersebut hanya terdapat di kota-kota besar saja. Akhir-akhir ini pemeriksaan Penanda Tumor di laboratorium klinik telah mulai banyak dan dianjurkan oleh para pakar dan peneliti. Uji saring dengan pemeriksaann penanda tumor tidak dapat dilakukan secara massal, tetapi hanya bermanfaat bagi orang yang memiliki risiko tinggi.

Sebagai contoh :
* PSA (Prostate-Specific Antigen), untuk kanker prostat, bagi pria diatas umur 50 tahun, yang merupakan kelompok risiko tinggi untuk kanker prostat tersebut)
* Pemeriksaan Darah Samar untuk deteksi kanker usus besar atau kolorektal.
* Anti-EBV VCA lgA dan Anti-EBV EA lgA untuk kanker nasofaring, terutama bagi penduduk Asia Tenggara, dimana prevalensi kanker nasofaring cukup tinggi, khususnya pada ras Melayu, Cina, Dayak dan Kadazan.
* AFP (alfa-fetoprotein) untuk deteksi kanker hati, bagi pengidap hepatitis B dan C

Panel pemeriksaan Ujisaring TUMOR
* Pap Smear bagi wanita di atas 40 tahun.
* PSA bagi pria di atas 50 tahun
* AFP bagi pengidap hepatitis B atau C
* Anti-EBV VCA lgA dan
* Anti-EBV EA lgA bagi perokok, terutama ras Melayu, Cina, Dayak, dan Kadazan
* Darah Samar bagi orang dengan riwayat keluarga kanker kolorektal.

Dunia terancam ledakan penyakit kanker dalam kurun waktu 25 tahun ke depan. Diperkirakan akan ada 84 juta orang meninggal akibat penyakit kanker. Menurut Ketua Perhimpunan Ongkologi Indonesia Prof Suhartati, ledakan kanker terutama terjadi di negara berkembang. "Ada peningkatan penderita kanker sebanyak 300 persen pada tahun 2030," kata dia dalam seminar Cancer Update 2008 di Hotel Borobudur, Jakarta (23/2).

III. Jenis Kanker

Kanker dapat timbul di semua tubuh manusia seperti payudara, leher rahim, kandungan, hati, lambung, usus besar, pankreas, paru-paru, prostat dan lain-lain. umunya penderita kanker yang datang memeriksakan diri ke dokter sudah dalam stadium lanjut, sehingga pengobatannya menjadi sangat sulit, apalagi bila sudah meyebar (metastase).

IV. Pengobatan kanker

Secara kedokteran kanker meruapakan penyakit yang sulit diobati, biasanya kalau pasien terkena kanker diadakan kemoterapi. Secara tradisional sekarang dilakukan pengobatan dengan keladi tikuS kanker tidak lagi mematikan. Para penderita kanker di Indonesia dapatmemiliki harapan hidup yang lebih lama dengan ditemukannya tanaman “KELADITIKUS” (Typhonium Flagelliforme/ Rodent Tuber) sebagai Tanaman obat yang dapatmenghentikan dan mengobati berbagai penyakit kanker Dan berbagai penyakit beratlain.
Tanaman sejenis talas dengan tinggi maksimal 25 sampai 30 cm ini hanya tumbuh di semak yang tidak terkena sinar matahari langsung. “Tanaman ini sangat banyak ditemukan di Pulau Jawa,” kata Drs.Patoppoi Pasau, orang pertama yang menemukan tanaman itu di Indonesia.
Tanaman obat ini telah diteliti sejak tahun 1995 oleh Prof Dr Chris K.H.Teo,Dip Agric (M), BSc Agric (Hons)(M), MS, PhD dari University Sains Malaysia dan juga pendiri Cancer Care Penang, Malaysia.
Lembaga perawatan kanker yang didirikan tahun 1995 itu telah membantu Ribuan pasien dari Malaysia , Amerika, Inggris , Australia , Selandia Baru, Singapura, dan berbagai negara di dunia. http://www.resep.web.id/obat/penyembuhan-kanker-dengan-tanaman-keladi-tikus.htm
Di Indonesia, tanaman ini pertama ditemukan oleh Patoppoi di Pekalongan, Jawa Tengah. Ketika itu, istri Patoppoi mengidap kanker payudara stadium III dan harus dioperasi 14 Januari 1998.
Setelah kanker ganas tersebut diangkat melalui operasi, istri Patoppoi harus menjalani kemoterapi (suntikan kimia untuk membunuh sel, Red) Untuk menghentikan penyebaran sel-sel kanker tersebut.
Sebelum menjalani kemoterapi,dokter mengatakan agar kami menyiapkan wig (rambut palsu) karena kemoterapi akan mengakibatkan kerontokan rambut, selain kerusakan kulit dan hilangnya nafsu makan,” jelas Patoppoi.
Selama mendampingi istrinya menjalani kemoterapi, Patoppoi Terus berusaha mencari pengobatan alternatif sampai akhirnya dia mendapatkan informasi mengenai penggunaan teh Lin Qi di Malaysia untuk mengobati kanker. “Saat itu juga saya langsung terbang ke Malaysiauntuk membeli the tersebut,” ujarPatoppoi yang juga ahli biologi. Ketika sedang berada di sebuah toko obat di Malaysia, secara tidak sengaja dia melihat dan membaca buku mengenai pengobatan kanker yang berjudul Cancer, Yet They Live karangan Dr Chris K.H. Teo terbitan 1996.
“Setelah saya baca sekilas, langsung saja saya beli buku tersebut. Begitu menemukan buku itu, saya malah tidak jadi membeli teh Lin Qi, tapi langsung pulang ke Indonesia,” kenang Patoppoi sambil tersenyum. Di buku itulah Patoppoi membaca khasiat typhonium flagelliforme itu.
Berdasarkan pengetahuannya di bidang biologi, pensiunan pejabat Departemen Pertanian ini langsung menyelidiki dan mencari tanaman tersebut. Setelah menghubungi beberapa koleganya di berbagai tempat, familinya di Pekalongan Jawa Tengah, balas menghubunginya.
Ternyata, mereka menemukan tanaman itu di sana. Setelah mendapatkan tanaman tersebut dan mempelajarinya lagi, Patoppoi menghubungi Dr. Teo di Malaysia untukmenanyakan kebenaran tanaman yang ditemukannya itu.
Selang beberapa hari, Dr Teo menghubungi Patoppoi dan menjelaskan bahwa tanaman tersebut memang benar Rodent Tuber. “Dr Teo mengatakan agar tidak ragu lagi untuk menggunakannya sebagai obat,” lanjut Patoppoi.
Akhirnya, dengan tekad bulat dan do’a untuk kesembuhan, Patoppoi mulai memproses tanaman tersebut sesuai dengan langkah-langkah pada buku tersebut untuk diminum sebagai obat. Kemudian Patoppoi menghubungi putranya, Boni Patoppoi di Buduran, Sidoarjo untuk ikut mencarikan tanaman tersebut.
“Setelah melihat ciri-ciri tanaman tersebut, saya mulai mencari dipinggir sungai depan rumah dan langsung saya dapatkan tanaman tersebut tumbuh liar di pinggir sungai,” kata Boni yang mendampingi ayahnya saat itu.
Selama mengkonsumsi sari tanaman tersebut, isteri Patoppoi mengalami penurunan efek samping kemoterapi yang dijalaninya. Rambutnya berhenti rontok, kulitnya tidak rusak dan mual-mual hilang. “Bahkan nafsu makan ibu saya pun kembali normal,” lanjut Boni.
Setelah tiga bulan meminum obat tersebut, isteri Patoppoi menjalani pemeriksaan kankernya. “Hasil pemeriksaan negatif, dan itu sungguh mengejutkan kami dan dokter-dokter di Jakarta,” kata Patoppoi. Para dokter itu kemudian menanyakan kepada Patoppoi, apa yang diberikan pada isterinya. “Malah mereka ragu, apakah mereka telah salah memberikan dosis kemoterapi kepada kami,” lanjut Patoppoi.

Setelah diterangkan mengenai kisah tanaman Rodent Tuber, para dokter pun mendukung Pengobatan tersebut dan menyarankan agar mengembangkannya. Apalagi melihat keadaan isterinya yang tidak mengalami efek samping kemoterapi yang sangat keras tersebut. Dan pemeriksaan yang seharusnya tiga bulan sekali diundur menjadi enam bulan sekali.”Tetapi karena sesuatu hal, para dokter tersebut tidak mau mendukung secara terang-terangan penggunaan tanaman sebagai pengobatan alternatif,” sambung Boni sambil tertawa.
Setelah beberapa lama tidak berhubungan, berdasarkan peningkatan keadaan isterinya, pada bulan April 1998, Patoppoi kemudian menghubungi Dr.Teo melalui fax untukmenginformasik an bahwa tanaman tersebut banyak terdapat di Jawa dan mengajak Dr. Teo untuk menyebarkan penggunaan tanaman ini di Indonesia.
Kemudian Dr. Teo langsung membalas fax kami, tetapi mereka tidak tahu apa yang harus mereka perbuat, karena jarak yang jauh,” sambung Patoppoi.
Meskipun Patoppoi mengusulkan agar buku mereka diterjemahkan dalam bahasa Indonesiadan disebar-luaskan di Indonesia, Dr. Teo menganjurkan agar kedua belah pihak bekerja sama dan berkonsentrasi dalam usaha nyata membantu penderita kanker di Indonesia.
Kemudian, pada akhir Januari 2000 saat Jawa Pos mengulas habis mengenai meninggalnya Wing Wiryanto, salah satu wartawan handal Jawa Pos, Patoppoi sempat tercengang. Data-data rinci mengenai gejala, penderitaan, pengobatan yang diulas di Jawa Pos, ternyata sama dengan salah satu pengalaman pengobatan penderita kanker usus yang dijelaskan di buku tersebut. Dan eksperimen pengobatan tersebut berhasil menyembuhkan pasien tersebut.
“Lalu saya langsung menulis di kolom Pembaca Menulis di Jawa Pos,”ujar Boni.
Dan tanggapan yang diterimanya benar-benar diluar dugaan. Dalam sehari, bisa sekitar 30 telepon yang masuk. “Sampai saat ini, sudah ada sekitar 300 orang yang datang ke sini,” lanjut Boni yang beralamat di Jl. KH. Khamdani, Buduran Sidoarjo.
Pasien pertama yang berhasil adalah penderita Kanker Mulut Rahim stadium dini. Setelah diperiksa, dokter mengatakan harus dioperasi. Tetapi karena belum memiliki biaya dan sambil menunggu rumahnya laku dijual untuk biaya operasi, mereka datang setelah membaca Jawa Pos. Setelah diberi tanaman dan cara meminumnya, tidak lama kemudian pasien tersebut datang lagi dan melaporkan bahwa dia tidak perlu dioperasi, karena hasil pemeriksaan mengatakan negatif.
Berdasarkan animo masyarakat sekitar yang sangat tinggi, Patoppoi berusaha untuk menemui Dr. Teo secara langsung. Atas bantuan Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan, Sampurno, Patoppoi dapat menemui Dr. Teo di Penang, Malaysia. Di kantor Pusat Cancer Care Penang, Malaysia, Patoppoi mendapat penerangan lebih lanjut mengenai riset tanaman yang saat ditemukan memiliki nama Indonesia.
Ternyata saat Patoppoi mendapat buku “Cancer, Yet They Live” edisi revisi tahun 1999, fax yang dikirimnya di masukkan dalam buku tersebut, serta pengalaman isterinya dalam usahanya berperang melawan kanker. Dari pembicaraan mereka, Dr. Teo merekomendasi agar Patoppoi mendirikan perwakilan Cancer Care di Jakarta dan Surabaya. Maka secara resmi, Patoppoi dan putranya diangkat sebagai perwakilan lembaga sosial Cancer Care Indonesia, yang juga disebutkan dalam buletin bulanan Cancer Care, yaitu di Jl. Kayu Putih 4 No. 5, Jakarta, telp. 021-4894745, dan di Buduran, Sidoarjo.
Cancer Care Malaysia telah mengembangkan bentuk pengobatan tersebut secara lebih canggih. Mereka telah memproduksi ekstrak Keladi Tikus dalam membentuk pil dan teh bubuk yang dikombinasikan dengan Berbagai tananaman lainnya dengan dosis tertentu. “Dosis yang diperlukan tergantung penyakit yang diderita,” kata Boni.
Untuk mendapatkan obat tersebut, penderita harus mengisi formulir yang menanyakan keadaan dan gejala penderita dan akan dikirimkan melalui fax ke Dr. Teo. “Formulir tersebut dapat diisi disini, dan akan kami fax-kan.
Kemudian Dr. Teo sendiri yang akan mengirimkan resep sekaligus obatnya, dengan harga langsung dari Malaysia, sekitar 40-60 Ringgit Malaysia,” lanjut Boni.
“Jadi pasien hanya membayar biaya fax dan obat, kami tidak menarikkeuntungan, malahan untuk yang kurang mampu, Dr.Teo bisa memberikan perpanjangan waktu pembayaran. ” tambahnya.
Sebenarnya pengobatan ini juga didukung dan sedang dicoba oleh salah satu dokter senior di Surabaya, pada pasiennya yang mengidap kanker ginjal. Ada dua pasien yang sedang dirawat dokter yang pernah Menjabat sebagai direktur salah satu rumah sakit terbesar di
Surabayaini. Pasien pertama yang mengidap kanker rahim tidak sempat diberi pengobatan dengan keladi tikus, karena telah ditangani oleh rekan-rekan dokter yang telah memiliki reputasi. Setelah menjalani kemoterapi dan radiologi, pasien tersebut mengalami kerontokan rambut, kulit rusak dan gatal, dan selalu muntah.
Tetapi pada pasien kedua yang mengidap kanker ginjal, dokter ini menanganinya sendiri dan juga memberikan pil keladi tikus untuk membantu proses penyembuhan kemoterapi. Pada pasien kedua ini, tidak ditemui berbagai efek yang dialami penderita pertama, bahkan pasien tersebut kelihatan normal. Tetapi dokter ini menolak untuk diekspos karena menurutnya, pengobatan ini belum resmi diteliti di Indonesia.
Menurutnya, jika rekan-rekannya mengetahui bahwa dia memakai pengobatan alternatif, mereka akan memberikan predikat sebagai “ter-kun” atau dokter-dukun.
“Disinilah gap yang terbuka antara pengobatan konvensional dan modern,” kata dokter tersebut. Banyak hal menarik yang dialami Boni selama menerima dan memberikan bantuan kepada berbagai pasien. Bahkan ada pecandu berat putaw dan sabu-sabu diSurabaya, yang pada akhirnya pecandu tersebut mendapat kanker paru-paru. Setelahmendapat vonis kanker paru-paru stadium III, pasien tersebut mengkonsumsi pil dan teh dari Cancer Care. Hasilnya cukup mengejutkan, karena ternyata obat tersebut dapat mengeluarkan racun narkoba dari peredaran darah penderita dan mengatasi ketergantungan pada narkoba tersebut.
“Tapi, jika pecandu sudah bisa menetralisir racun dengan keladi tikus, dia tidak boleh memakai narkoba lagi, karena pasti akan timbul resistensi. Jadi jangan seperti kebo, habis mandi berkubang lagi,” sambung Boni sambil tertawa. Juga ada pengalaman pasien yang meraung-raung kesakitan akibat serangan kanker yang menggerogotinya, karena obat penawar rasa sakit sudah tidak mempan lagi. Setelah diberi minum sari keladi tikus, beberapa saat kemudian pasien tersebut tenang dan tidak lagi merasa kesakitan.
Menurut data Cancer Care Malaysia, berbagai penyakit yang telah disembuhkan adalah berbagai kanker dan penyakit berat seperti kanker payudara, paru-paru, usus besar-rectum, liver, prostat, ginjal, leher rahim, tenggorokan, tulang, otak, limpa, leukemia, empedu, pankreas, dan hepatitis.
Jadi diharapkan agar hasil penelitian yang menghabiskan milyaran Ringgit Malaysia selama 5 tahun dapat benar-benar berguna bagi dunia kesehatan.

Ada bermacam herba obat yang diyakini bisa menanggulangi dan membabat sel kanker. Ramuan herbal ini tersebut dapat menghambat dan mematikan sel kanker, sekaligus meningkatkan kekebalan tubuh pasien. Ramuan herbal yang bisa dikonsumsi yang berkhasiat sebagai parasiticid, membuyarkan panas dan racun, antiradang. Antiflogistik, dan pembersih darah adalah sebagai berikut :


- Daun Murbei (Morus indica) = 150 gram
- Benalu Cemara = 150 gram
- Daun Tapak Dara (Cutharanthus roseus) = 100 gram
- Ceplukan (Physalis minima) = 100 gram (batang dan daunnya)
- Sakat Ribu-Ribu (Drymoglossum piloselloides) = 100 gram
- Jamur Kayu (Ganoderma lucidum Karst.) = 50 gram

Semua bahan dicuci bersih. Masukan semua bahan ke dalam belanga/periuk tanah dengan ditambahi air 3 liter dan dimasak sampai tersisa separonya dengan memakai api yang sedang (agak kecil). Saringlah air rebusan obat tersebut, dan minum 3 kali sehari dalam keadaan hangat sebelum makan masing-masing satu gelas (200 ml).


V. Cara menghindari kanker


Deteksi Dini Penyakit Kanker Agar Mudah Disembuhkan. Penyakit kanker hingga saat ini masih menjadi penyakit yang "mahal" dan "menakutkan". Oleh karena itu masyarakat diimbau untuk memeriksakan diri ke dokter sebelum sakit atau melakukan cek-up rutin. Khusus untuk penyakit kanker jika diketahui secara dini akan lebih mudah diobati dengan biaya tidak mahal. "Orang kita (Indonesia) umumnya pergi ke dokter kalau sudah jatuh sakit. Padahal saat sehat kita dianjurkan untuk rutin memeriksakan kesehatan kita misalnya dengan cek-up," kata dokter spesialis onkologi RS Kanker Dharmais, Dody Ranuhardy SpPD KHOM, kepada wartawan, dalam Media Workshop, beberapa waktu lalu.
Menurut Dody, kasus yang sering datang kepadanya pasien yang menderita kanker dalam stadium lanjut. Sehingga sulit untuk disembuhkan, selain itu biaya untuk pengobatan pun menjadi mahal. "Obat-obat kanker memang sangat mahal karena sebagian besar masih impor," ujarnya. Satu kali pengobatan dan penyinaran saja bisa mencapai Rp9juta lebih. Sedangkan untuk obat-obat standar untuk sekali kemoterapi sekitar Rp600.000 dan obat di atas standar berkisar antara Rp2juta hingga Rp3,5juta.
Selain biaya pengobatan mahal, untuk mengoperasi kanker juga sangat rumit dan complicated. Pasien pun sangat tidak nyaman. Oleh karena itu pihaknya menyarankan agar masyarakat melakukan deteksi awal kanker. "Saat ini di Rumah Sakit Dharmais sudah ada tempat untuk deteksi awal kanker (Detak)," katanya. Dody mengungkapkan tujuan khemoterapi adalah kesembuhan total pasien. Jika tidak bisa tercapai maka pengobatan itu untuk mengupayakan hidup lebih lama. Tahap berikutnya adalah menjaga kualitas hidup pasien leibh baik, misalnya pasien tidak merasa tertekan dan mencegah sesak nafas. Sehingga pasien dapat melakukan aktivitas. Jika sudah stadium akhir, upaya pengobatan adalah pengobatan paliatif dimana pengobatan hanya untuk anti nyeri, anti mual dan sebagainya.
Sementara itu, spesialis ginekolog, dr Nasdaldy, mengatakan deteksi awal kanker yang mudah dan efektif dilakukan adalah kanker mulut rahim, leher rahim, serta payudara. "Itu yang saat ini efektif dan bisa dideteksi dini di RS Dharmais," kata dr Daldy. Untuk menghindari terkena kanker mulut rahim (KMR) Dadly mengungkapkan beberapa faktor risikonya, menikah usia muda atau kurang dari 18 tahun. Risiko lainnya yaitu, berganti-ganti pasangan seks, sering menderita infeksi di daerah kelamin, wanita yang melahirkan banyak anak, dan wanita perokok. Di tempat yang sama, dr Fielda Djuita SpRad(K) Onk Rad, dari Instalasi Radioterapi RS Kanker Dharmais, mengatakan pasien penderita kanker yang terbanyak adalah penderita kanker payudara yaitu mencapai 1.828 sejak tahun 1995 hingga 2005. Disusul oleh kanker leher rahim, nasopharyngeal, lungs, thyroid, rectum, tongue, prostate glands, lymphoma, dan lymphnode gland.

Apakah KANKER dapat dihindarkan ?

Menurut National Academy of Sciences di amerika, beberapa hal yang tersebut di bawah ini dapat dilakukan untuk menghindarkan kanker.
1. Kurangi lemak dalam makanan
2. Lebih banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung serat, seperti sayur, buah-buahan, nasi.
3. lebih banyak mengkonsumsi makanan yang kaya akan beta karoten, seperti wortel, bayam, buah-buahan
yang berwarna jingga.
4. Kurangi rokok dan makanan yang diawetkan, diasin atau diasap, baik daging maupun ikan.
5. Hindari sinar matahari dengan memakai topi dan lotion pelindung matahari.
6. Hindari berganti-ganti pasangan seksual.
7. Hindari alkohol.
8. Perhatian adanya perubahan yang mencurigakan di tubuh Anda, seperti adanya benjolan di payudara, di kulit atau adanya perubahan tahi lalat atau warna kulit, diare atau sembelit yang berkepanjangan dan lain-lain.
9. Deteksi dini kanker dengan pemeriksaan ujisaring, terutama untuk kelompok risiko tinggi seperti : pria diatas umur 50 tahun untuk kanker prostat, riwayat keluarga untuk kanker payudara, usus besar dan kandungan, wanita diatas 40 tahun untuk kanker leher rahim, pengidap hepatitis B atau C untuk kanker hati.






DAFTAR PUSTAKA


http://www. harianpelita.co.id
http://www. riaupos.com
http://www. sinkron.info
http://www. pikiran-rakyat.com
http://www. tempointerkatif.com
http://www. gizinet.com
http://www. blog.rumahkanker.com
http://www.forum.kompas.com
http://www.infeksi.com