OSTEOPOROSIS
BY : SRI UTARI
072012934
II-A
A. Pengertian
Menurut ardiansyah osteoporosis secara harfiah dapat diartikan tulang porous (berongga ) yaitu keadaan dimana massa tulang berkurang dan menjadi rapuh. Pada kondisi tersebut komposisi tulang mungkin tidak berubah, tapi berat tulang perunit berkurang volumenya, pada stadium lanjut penderita osteoporosis akan mudah rnengalami patah tulang jika terbentur atau jatuh. Terutama pada bagian lengan, pinggang dan tulang belakang.(ardiansyah,2000:3)
Menurut yahya dharrna osteoporosis adalah penyakit rapuh tulang yang ditandai dengan hilangnya kepadatan tulang, sehingga tu!ang mudah patah dan tidak tahan terhadap benturan ringan.
Osteoporosis adalab penyakit tulang yang mernpunyai sifat-sifat yang Khas berupa masa tulang yang rendah. Disertai mikro arsitektur tulang dan penurunan kualitas jaringan tulang yang pada akhirnya akan menimbulkan kerapuhan tulang. ( Wikipedia,2008)
Tulang merupakan suatu organ yang terus menjalani proses pembaharuan (remodeling). Struktur tulang terdiri dan osteoclast, osteoblast, osteoid, mineral dan kolagen. Osteoid merupakan struktur tulang yang paling aktif rnempertahankan keseimbangan kalsium sebagai mineral pada tulang. Osteoclact merupakan sel yang menghancurkan tulang. Dan osteoblast merupakan sel yang membantu proses pembentukan tulang. Benang-benang kolagen membuat tulang menjadi elastis- tipe kolagen yang berada di kulit. Pada osteoporosis, osteoclast bekerja lebih aktif dibandingkan dengan osteoblast sehingga tulang menjadi keropos. (compston,2008:13)
Menurut Bambang Setiyohadi, Osteoporosis adalah penyakit tulang sistemik yang ditandai oleh penurunan densitas massa tulang dan perburukan mikro arsitektur tulang sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah.
Osteoporosis menunjukkan adanya penururan absolute darj jumlah tulang yang diperlukan sebagai kekuatan penyanggah mekanik. Berkurangnya jaringan tulang cukup luas sampai menimbulkan gejala, itulah yang disebut dengan Osteoporosis. (robbins,1 995:453)
Osteoporosis adalah situasi keadaan dimana kepadatan tulang mulai berkurang dan disertai kerusakan mikroarsitektur tulang, sehingga tulang akan menjadi rapuh dan mudah patah.(rufina,2007)
B. Etiologi
Osteoporosis merupakan penyakit dengan etiologi multifaktorial. Umur merupakan salah satu factor resiko yang terpenting yang tidak tergantung pada densitas tulang. Setiap peningkatan umur I dekade setara dengan peningkatan risiko osteoporosis 1,4 - 1,8 kali. Ras kulit putih dan wanita juga merupakan factor risiko osteoporosis. Factor-faktor yang berhubungan dengan gangguan pencapaian puncak massa tulang juga merupakan factor resiko osteoporosis, seperti sindroma klinefelter, sindroma turner, tetapi glukokortikoid jangka panjang dan dosis tinggi, hipertiroidisme atau defisiensi hormone pertumbuhan. Pubertas terlambat, anoreksia nervosa dan kegiatan fisik yang berlebihan yang menyebabkan amenore juga berhubungan dengan puncak massa tulang yang tidak maksimal. Defisiensi kalsium dan vitamin juga merupakan fator resiko osteoporosis, selain itu defisiensi protein dan vitamin K juga berhubungan dengan osteoporosis. Factor hormonal juga berperan pada pertumbuhan tulang, termasuk hormone seks gonadal dan androgen adrenal (dehidroepiandrosteron dan androstenedion). Factor hormonal yang berhubungan dengan kehilangan massa tulang adalah hipertiroidisme. Factor lain yang juga berhubungan dengan osteoporosis adalah merokok dan konsumsi alcohol yang berlebihan.
Aspek skeletal yang harus diperhatikan sebagai factor resiko osteoporosis adalah densitas massa tulang, ukuran tulang, makro dan mikro arsitektur tulang, derajat mineral ionsasi dan kualitas kolagen tulang.
Selain factor risiko osteoporosis, maka risiko terjatuh berhubungan erat dengan faktor osteoporotic. Beberapa factor yang berhubungan dengan risiko terjatuh adalah usia tua, ketidak seimbangan, penyakit kronik seperti sakit jantung, gangguan neurologic, gangguan penglihatan, lantai licin dan lainnya.
C. Factor Fisilogi (Patogenesis)
Pada osteoporosis massa total jaringan tulang berkurang, teTapi tulang tetap dalam kondisi normal, baik histologisnya maupun biokimiawinya. Sepanjang hidup seluruh tulang mengalami remodeling yang berkelanjutan dan dalam pengaturannya yang hati-hati. Siklus perubahannya berakhir sekitar 120 han. Erosi kecil dibuat oleh osteoclas dan diperbaiki oleh osteoblast dalam waktu yang lebih Iama. Pada osteoporosis kelihatannya perbaikan osteoblastik pada erosi ini lidak lengkap, terutama pada trahekula tulang. Ruslo dan kortikal terhadap trabekuler tulang bervariasi pada titik yang berbeda pada skeleton dan bahkan dalam setiap tulang.
Total massa tulang setiap individu dipengaruhi oleh factor seperti bentuk badan, ras, kelamin, aktivitas fisik dan nutrisi. Osteoporosis sering ditemukan pada wanita dan pada pria dan lebih sedikit pada kulit hitam, yang punya urassa skelet yang lebih besar dibandingkan dengan kulit putih atau Asia. Sebanyak 0,75- 1% tulang progrsif hilang pertahun pada orang dewasa sehat mulai usia 30 tahun. Lebih penting lagi pada wanita 1-3% tiap tahunnya dalam kurun waktu 5-10 tahun setelah menopause.
D. Gejala Klinis
Osteoporosis dikenal sebagai ‘the silent thief’ karena tidak mempunyai ciri-ciri yang jelas dan tanpa gejala. Tetapi jika mengalami beberapa gejala berikut, kemungkinan anda dicurigai menderita osteoporosis
Gejalanya, yaitu :
• Nyeri berkepanjangan pada tulang-tulang terasa nyeri ini tidak kunjung hilang (terutama pada daerah tulang pangkai paha, tulang belakang, pergelangan tangan dan tumit).
• Berangsur-angsur kehilangan tinggi badan, tubuh pendek dan tubuh cenderung
bungkuk.
• Mudah menderita patah tulang, terutama tulang pinggul
Bentuk klinis yang paling sering dan osteoporosis adalah berkurangnya tinggi badan pro gresif yang teradi sesuai dengan usia.Ini merupakan akibat langsung dan kompresi pada vertebra. Kolaps yang tiba-tiba atau kompresi yang tidak seimbang pada setiap badan vertebra dapat menyebahkan nyeri pinggang yang berat dan deformitas seperti kifosis atau skoliosi.
Metode mendiagnosa osteoporosis yaitu:
• Bone densiometni
Alat ini mengukur massa tulang secara kuantitatif .Jika massa tulang rendah, berarti
tulang keropos dan mudah patah. Ini cara pemeriksaan yang akurat.
• Labolatorium
Pemeriksaan meliputi : darah lengkap, albumin, fospor, ureurn, T3 .T4, serum protein, elektroforesis dan urin lengkap. Juga dilakukan pemeriksaan kadar kalsium, kreatinin, hidroksiprolin,fosfatase alkali, dan osteokalsin untuk mengetahui secara tidak langsung adanya gangguan keseimbangan resorbsi dan pembentukan tulang.
• Pemeriksaan untuk mengetahui adanya resorpsi Tulang Pemerikasaan dliakukan sebagai berikut:
1. Mengukur kadar kalsium urine puasa
2. Mengukur kadar hidroksiprolin urine puasa.
• Pemeriksaan untuk mengetahui adanya pembentukan tulang
1. Mengukur kadar fosfatase alkali serum (ALP)
2. Mengukur kadar osteokalsin
• Radiografik
lni bisa dilihat jika masa tulang telah hilang sehanyak 30%.
• Pelapisan (screening)
Ini dilakukan bila pemeriksaan canggih belum dilakukan
E. Cara Penanggulangan
Untuk menjaga seseorang agar tetap sehat ada tahapan langkah sebagai berikut:
• Langkah promotif
Upayakan tubuh dalam keadaan prima, sehingga penyakit dapat dijauhkan.Ini dilaksanakan dengan pola hidup sehat, dengan keseimbangan spiritual.
• Langkah preventif/penaggulangan
Pencegahan osteoporosis sebaiknya dilakukan sejak masih dalam kandungan. Hal yang penting adalah osteoporosis banyak terjadi pada wanita.
Pada wanita proses penuaan mempunyai dampak tersendiri berkaitan dengan proses siklus haid setiap bulannya yang mulai terganggu dan akhimya menghilang. Karena osteoporosis baru muncul setelah usia lanjut, wanita muda harus sadar dan segera melakukan tindakan pencegahan sehagai berikut:
1. Asupan kalsium cukup
Minum 2 gelas susu dan tambahan vitamin D setiap hari, biasa meningkatkan kepadatan tulang pada wanita setengah baya yang sebelumnya tidak mendapat cukup kalsium. Dosis yang dianjurkan untuk usia produktif adalah 1000 mg/hr, sedang untuk lansia adalah 1200 mg/hr.
2. Paparan sinar UV B matahani (pagi dan sore)
Sinar matahari terutama UV B membantu tubuh menghasilkan vitamin D yang dibutuhkan tubuh dalam pembentukan massa tulang. Berjemur selama 30 menit pada pagi hari sebelum jam 09.00 dan sore hari sesudah pukul 16.00
3. Melakukan olah raga dengan beban
Berat badan sendiri juga dapat berfungsi sebagai beban yang dapat meningkatkan kepadatan tulang. Olah raga misalnya berjalan dan menaiki tangga. Dan latihan jasnani yang baik, benar, terukur dan teratur.
4. Gaya hidup sehat
Menghindari rokok dan alcohol memberikan efek yang signifikan dalam menurunkan osteoporosis.
5. Hindari konsumsi obat-obatan tertentu
Hindari obat-obatan golongan kortikosteroid, yang biasa terdapat pada obat asma, lupus, keganasan. Waspadai penggunaan obat anti kejang.
Boron juga dapat membantu kinerja dan efisiensi tubuh dalam penggunaan tninera kaisium dan magnesium. Fungsi boron tesebut dinilai sinergis dengan fungsi vitamin D. Boron memiliki kemiripan dengan estrogen den testostron. Sifat ini digunakan dalam pengobatan osteoporosis, terutama pada wanita menopause. Boron dapat meningkatkan metabolisme tulang yang sehat, termasuk etisiensi penggunaan kalsium dan magnesium.
KESIMPULAN
Osteoporosis adalah situasi keadaan dimana kepadatan tulang mulai berkurang dan disertai kerusakan mikroarsitektur tulang, sehingga tulang akan menjadi rapuh dan mudah patah.
Defisiensi kalsium dan vitamin D juga merupakan faktor resiko osteoporosis, selain itu defisiensi protein dan vitamin K juga berhubungan dengan osteoporosis. Factor hormonal juga berperan pada pertumbuhan tulang, termasuk hormone seks gonadal dan androgen adrenal (dehidroepiandrosteron dan androstenedion).
Selain factor risiko osteoporosis, maka risiko terjatuh berhubungan erat dengan fraktor osteoporotic. Beberapa factor yang berhubungan dengan risiko terjatuh adalah usia tua, ketidak seimbangan, penyakit kronik seperti sakit jantung, gangguan neurologic, gangguan penglihatan, lantai licin dan lainnya.
Osteoporosis dikenal sebagai “the silent thief” karena tidak mempunyai ciri-ciri yang jelas dan tanpa gejala. Tetapi jika mengalami beberapa gejala berikut, kemungkinan anda dicurigai menderita osteoporosis.
Gejalanya antara lain:
• Nyeri berkepanjangan pada tulang-tulang dan nyeri ini tidak kunjung hilang (terutama pada daerah tulang pangkal paha, tulang belakang, pergelangan tangan dan tumit).
• Berangsur-angsur kehilangan tinggi badan, tubuh pendek, dan tubuh cenderung bungkuk.
• Mudah menderita patah tulang, terutama tulang pinggul
Cara penanggulangan
Langkah promotif
Langkah preventif/penaggulangan
1. Asupan kalsium cukup
2. Paparan sinar UV B matahari (pagi dan sore)
3. Melakukan olah raga dengan beban
4. Gaya hidup sehat
5. Hindari konsumsi obat-obatan tertentu