BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Epilepsi merupakan salah satu kelainan neorologis yang terbanyak setelah stroke.. Epilepsi adalah gangguan sementara system saraf akibat pelepasan listrik secara tiba-tiba dan berlebihan dari neuron serebral yang dapat mengakibatkan kejang, gangguan sensasi, dan kehilangan kesadaran.
Epilepsi sering terjadi pada anak yang berusia di bawah 20 tahun, dan orang tua yang berusia 60 tahun, karena hal ini berhubungan dengan stroke, tumor otak, penyakit alzhimer atau akibat proses penuaan. Setiap orang punya resiko satu di dalam 50 untuk mendapatkan epilepsi.
Untuk itulah di dalam makalah ini akan di bahas hal-hal apa saja mengenai penyakit epilepsi, apa penyebabnya, siapa saja yang beresiko menderita epilepsi dan cara pengobatannya.
1.2 Batasan masalah
Agar penjelasan dalam makalah ini terlihat jelas dan dapat dimengerti, maka penulis membatasi hal-hal yang akan dibahas, yaitu :
• Pengertian epilepsi
• Insidens yang terjadi
• Penyebab
• Patologi dan diagnosis
• Manajemen pengobatan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Epilepsi terkadang disebut ayan atau sawan, berasal dari bahasa yunani (epilepsia) yang berarti serangan.
Epilepsi merupakan gejala-kompleks dari banyak gangguan susunan saraf pusat (SSP) yang dicirikan oleh terjadinya bangkitan yaitu modifikasi fungsi otak yang bersifat mendadak dan sepintas, yang berasal dari sekelompok besar sel-sel otak yang bersifat spontan, singkron, berirama dan berkala serta dikarakteristikkan oleh kejang berulang atau kehilangan kesadaran dan gangguan perilaku.
Bangkitnya epilepsi terjadi apabila proses eksitasi di dalam otak lebih dominant dari pada proses inhibisi. Epilepsi yang sukar untuk mengendalikan secara medis, sebab mayoritas pasien dengan epilepsi adalah bersifat menentang, kebanyakan yang sering terserang terlebih dahulu yaitu bagian kepala. Sakit kepala sukar sekali untuk diperlakukan secara pharmakologis, walaupun obat antiepileptic sudah secara optimal diberikan sekitar 30-40% penderita biasanya melakukan operasi pembedahan untuk menghilangkan rasa sakit untuk sementara, tetapi gejala akan timbul sesekali.
2.2 Insidens
Epilepsi dapat menyerang anak-anak, orang dewasa, para orang tua bahkan bayi yang baru lahir. Angka kejadian pada pria lebih tinggi ndibangdingkan wanita yaitu 1-3% penduduk akan menderita epilepsi seumur hidup. Di inggris satu orang diantara 131 orang mengidap epilepsy. Setidaknya 456000 pengidap epilepsy di inggris. Di AS, satu diantara 100% populasi penduduk terserang epilepsy dan kurang lebih 2,5 juta telah menjalani pengobatan pada lima tahun terakhir. Menurut WHO, sekitar 50 juta penduduk di seluruh dunia mengidap epilepsi (2004 epilepsi.com). di indonesi penyandang epilepsi berkisar 1% dari total jumlah penduduk, atau sebanyak 2 juta jiwa.
2.3 Penyebab
Setiap orang memiliki otak dengan ambang bangkitan masing-masing apakah lebih tahan atau tidak terhadap munculnya bangkitan. Pada penderita epilepsi, aktivitas tubuh yang dikoordinasi oleh otak tidak beraktivitas sebagaimana mestinya. Penyebabnya cukup beragam yaitu : trauma kepala, alcohol, cedera otak, keracunan, stroke, infeksi, infestasi parasit, tumor otak, masalah-masalah sirkulasi, demam, gangguan metabolisme dan nutrisi/ gizi dan intoksikasi obaobatan. Kadang epilepsy mungkin juga karena genetic (meski relative kecil antara 5-10 %), tapi epilepsi bukanlah penyakit keturunan.
Penyebab utam ialah epilepsi idiopatik, remote symptomatic epilepsi (RSE), epilepsi simtomatik akut dan epilepsi pada anak-anak yang didasari oleh kerusakan otak pada saat peri-atau antenatal. Klasifikasi epilepsi yang menonjol ada 2 jenis yaitu :
• Epilepsy idiopatik (tidak diketahui penyebabnya)
• Remote symptomatic epilepsi (RSE dan penyebab diketahui)
Epilepsi simptomatik yang didasari oleh kerusakan jaringan otak yang tampak jelas pada CT scan maupun kerusakan otak yang tak jelas tetapi dilatarbelakangi oleh masalah antenatal atau perinatal dengan deficit neurologik yang jelas.
• Apabila pada saat lahir telah terjadi deficit neurologikmaka dalam waktu bulan pertama seluruh kasus akan mengalami bangkitan ulang
• Pada saat pasca lahir maka resiko terjadinya bangkitan ulang adalah 75% pada bulan pertama dan 85% dalam 36 bulan pertama, kecuali bangkitan pertama terjadi pada saat terkena gangguan otak akut akan mempunyai resiko 40% dalam 12 buln pertama dan 36 bulan pertama untuk bangkitan ulang.
Epilepsi dapat dibagi antara lain :
• Epilepsi grand mal
Ditandai dengan timbulnya lepas muatan listrik yang berlebihan dari neuron di seluruh area otak di korteks, di bagian dalam serebrum dan bahkan di batang otak dan thalamus. Kejang berlangsung selama 3-4 menit
• Epilepsi petit mal
Ditandai dengan timbulnya keadaan tidak sadar atau penurunan kasadaran selama 3-30 detik, di man selama waktu serangan ini penderita merasakan beberapa kontraksi otot seperti sentakan, biasanya daerah kepala, terutama pengedipan mata.
• Epilepsi fokal
Melibatkan hamper setiap bagian otak, baik regoi setempat pada korteks serebri atau struktur-struktur yang lebih dalam pada serebrum dan batang otak. Disebabkan oleh resi organic setempat atau adanya kelainai fungsional.
• Epilepsi atonik
• Epilepsi mioklonik
2.4 Patologi
Pada kondisi normal, impuls saraf dari otak secara elektrik akan dibawa neurotransmitter seperti GABA (gamma-aminobutiric acid) dan glutamate melalui sel-sel saraf (neuron) ke organ-organ tubuh ini. Faktor-faktor penyebab epilepsi dapat mengganggu system ini, sehingga menyebabkan ketidakseimbangan aliran listrik pada sel saraf dan menimbulkan kejang yang merupakan salah satu cirri epilepsi. Adapun faktor pencetus epilepsy :
• Tekanan
• Kurang tidur/ rehat
• Sensitive pada cahaya yang terang (photo sensitive) dan
• Minum-minuman keras
2.5 Diagnosis
Didasarkan atas anamnesis dan pemeriksaan klinis dikombinasikan dengan hasil pemeriksaan EEG dan radiologis. Penderita atau orang tuanya perlu diminta keterangan tentang riwayat adanya epilepsy keluarga dan kemudian melanjutkan dengan :
• Pemeriksaan fisik
Pada usia lanjut auskultasi di daerah leher penting untuk mendeteksi penyakit vaskuler. Pada anak-anak dilihat dari pertumbuhan yang lambat, adenoma sebasea dan organomegali
• Elektroensefalograf
Untuk menetukan jenis dan lokasi bangkitan
• Pemeriksaan pencitraan otak
Untuk melihat struktur otak dan melengkapi data EEG. Dan mengidentifikasikan kelainan pertumbuhan otak, tumor yang berukuran kecil, malformasi vaskuler tertentu dan penyakit demielinisasi.
Selain diagnosis biasa, ada juga diagnosis banding, yang dilakukan dengan :
• Kejadian paroksismal
Meliputi sinkrop, TIA (Transient Ischaemic Attack), paralysis periodic, gangguan gastrointestinal, gangguan gerak dan breath holding spells (mendasar)
• Epilepsi parsial sederhana
Meliputi TIA, migren, hiperventilasi, tics, mioklonus, dan spasmus hemifasialis.
• Epilepsi parsial kompleks
Berkaitan dengan tingkat kehilangan kesadaran, mulai dari drop attacks sampai pola prilaku yang rumit.
2.6 Manajemen Pengobatan
Dilakukan tindakan terapeutik, obat piliha utama untuk pemberantasan serangan epileptic jenis apapun, selain petit mal, adalah luminal atau phenytoin. Dosis luminal harus diketahui umur penderita, jenis epilepsinya, frekuensi serangan dan bila sudah diobati dokter lain. Untuk anak-anak dosis yang luminal ialah 3-5mg/kg/BB/hari, sedangkan orang dewasa 60-120mg/hari. Dosis phenytoin (dilatin, parked avis) untuk anak-anak 5mg/kg/BB/hari dan untuk orang dewasa 5-15mg/kg/BB/hari. Efek phenytoin 5mg/kg/BB/hari (kira-kira 300 mg sehari) baru terlihat dalam lima hari. Maka bila efek langsung hendak dicapai dosis 15mg/kg/BB/hari (kira-kira 800/mghari) harus dipergunaka
Efek obat antikonvulsan (farmakoterapi) dapat dinilai pada “follow up”, yaitu hasil baik, yang buruk atau yang tidak dapat dinilai baik atau buruk oleh karena frekuensi serangan sebelum dan sewaktu menjalani terapi baru masih kira-kira sama. Tujuan dari pengobatan ini adalh untuk mencapai pengontrolan kejang dengan efek samping minimal. Jika hasilnya buruk, maka dosis harus dinaikkan atau ditambah dengan antikonvulsan lain.
Adapun terapi pengobatan epilepsi :
• Obat pertama yang paing lazim dipergunakan : Sodium Valporat, Phenobarbital dan Phenytoin.
Ini adalah anjuran bagi penderita epilepsi yang baru. Obat-obat ibi akan memberi efek samping gusi bengkak, jerawat dan badan berbulu, bengkak biji kelenjar osteomalakia.
• Obat kedua yang lazim digunakan : lamotrigin, tiagabin, gabapetin
Jka tidak terdapat perubahan kepala penderita, ibatnya akan ditambah dengan obatan kedua. Tidak memiliki efek samping, terutama dalam hal kecacatan sewaktu kelahiran.
• Tindakan bedah saraf
Diindikasikan untuk pasien yang mengalami epilepsy akibat tumor antrakranial, abses, kista, atau adanya anomall vaskuler dan tidak berespons terhadap pengobatan.
• Dilakukan dengan alat Bantu berupa tekhnik bedah mikro, Elektroensefalograf dalam, perbaikan iluminasi dan hemostasisi, dan pengenalan agens nuropeltanalgesik (droperidol dan fentanil)
• Terapi Diet epilepsi
Diet Ketogenik : alternative perawatan pasien epilepsi melalui pengaturan makanan yang ditujukan untuk memicu timbulnya ketosis dan mempertahankannya, agar otak menggunakan keton untuk bahan baker energi.
Jenis diet kategonik :
- Diet kategonik klasik :
1. Ratio lemak : protein dan KH ratio 4 : 1, untuk anak dengan umur muda 3 : 1
2. Lemak umumnya long chain trigliserid (LCT)
3. Cairan dibatasi
- Diet medium chain trigliserid (MCT)
1. Jumlah kalori dapat diberikan sesuai RDA/ kebutuhan
2. 60% energi berasal dari MCT dengan distribusi : 60 : 11: 19 :10 MCT : (SA:KH:P) dan 60 : 40 MCT : (SA + KH + p)
- Diet the john Radcliff
1. Perhitungan E berdasarkan kebutuhan sehari anak
2. 60 % energi berasal dari lemak, dimana 30% berasal dari MCT dan #) % dari sumber lemak lainnya
- Diet the great Ormond street
Komposisi energi berasal dari : 30% MCT, 30% dari LCT-penukar 15 gr, 40% makanan lain-penukar 100 kal.
Jika penderita tengah kumat, jangan menahan gerakan saat klonik (kejang). Biarkan penderita sadar sendiri, tapi terlebih dahulu lindungi kepala penderita dengan bantal. Setelah sadar miringkan tubuhnya dan Bantu memulihkan pernapasan. Jangan beri minum terlebih dahulu, karena bahaya bila tersedak. Minum obat secara teratur, kemudian hindari kelelahan, kemalaman, kedinginan, kecemasan, kelaparan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
• Epilepsi merupakan gejala-kompleks dari banyak gangguan susunan saraf pusat (SSP) yang dicirikan oleh terjadinya bangkitan yaitu modifikasi fungsi otak yang bersifat mendadak dan sepintas, yang berasal dari sekelompok besar sel-sel otak yang bersifat spontan, singkron, berirama dan berkala serta dikarakteristikkan oleh kejang berulang atau kehilangan kesadaran dan gangguan perilaku.
• Penyebabnya cukup beragam yaitu : trauma kepala, alcohol, cedera otak, keracunan, stroke, infeksi, infestasi parasit, tumor otak, masalah-masalah sirkulasi, demam, gangguan metabolisme dan nutrisi/ gizi dan intoksikasi obaobatan. Kadang epilepsi mungkin juga karena genetic (meski relative kecil antara 5-10 %), tapi epilepsy bukanlah penyakit keturunan.
• Epilepsy dapat dibagi antara lain : Epilepsi grand mal, Epilepis petit mal, Epilepsi fokal, Epilepsi atonik, Epilepsi mioklonik
• Adapun faktor pencetus epilepsy :Tekanan, Kurang tidur/ rehat, Sensitive pada cahaya yang terang (photo sensitive) dan Minum-minuman keras
• Pengobatan : obat pertama yang paing lazim dipergunakan : (sodium valporat, Phenobarbital dan phenytoin), Obat kedua yang lazim digunakan : lamotrigin, tiagabin, gabapetin, Tindakan bedah saraf.
• Diet ketogenik : alternative perawatan pasien epilepsy melalui pengaturanmakanan yang ditujukan untuk memicu timbulnya ketosis dan mempertahankannya, agar otak menggunakan keton untuk bahan baker energi.
3.2 Saran
Bahwa setelah membaca makalah ini, para pembaca dapat mengetahui dan menghindari hal-hal apa yang dapat menyebabkan epilepsi dan bagaimana cara pencegahan dan perawatan bagi penderita.
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer, Suzenne. C. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Price, Silvia A. 2006. Patifisiologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Behrman, Kliegman, Arvin. 1996. Ilmu Kesehatan Anak Vol. 3. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
www.wikipedia.org/wiki/epilepsi. (www.google.com)
Slide Terapi diet
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah kami ucapkan puji dan syukur pada Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Tujuan kami dalam menyusun makalah ini adalah untuk mengetahui dan memahami apa itu penyakir epilepsi. Sehingga kita dapat memahami hal-hal apa saja yang dapat menyebabkan penyakit epilepsy dan bagaimana cara pencegahannya dalam kehidupan sehari-hari. Adapun judul dari makalah ini adalah “penyakit epilepsi”
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak-pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini. Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini kami menemukan berbagai kesulitan.
Untuk itu kami mengetahui makalah ini belum sempurna. Harapan kami adalah agar makalah ini dapat dipergunakan sebaik-baiknya.
Padang, 25 Januari 2009
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………..
DAFTAR ISI………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang…………………………………………………………..
1.2 Batasan masalah………………………………………………………..
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian……………………………………………………………….
2.2 Insidens…………………………………………………………………
2.3 Penyebab ………………………………………………………………
2.4 Patologi………………………………………………………………..
2.5 Diagnosis……………………………………………………………….
2.6 Manajemen Pengobatan…………………………………………………
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………..
3.2 saran…………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA
MAKALAH PATOLOGI
“PENYAKIT EPILEPSI”
Oleh :
FEBI OLIVIA NOFITRI
072022953
II B
JURUSAN GIZI
POLITEKNIK KESEHATAN DEPKES PADANG
2009