Panduan tentang Menu

"Selamat Datang di Blog Cara Mengisi Blog dengan Modul Pembelajaran

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur hanya penulis ucapkan kepada Allah SWT, yang mana atas segala karunia yang tak terhingga yang dilimpah kan Nya kepada penulis.dan Kepada-Nya juga penulis berserah diri dalam segala- ilham yang memberi inspirasi bagi terselesaikan nya makalah ini dengan judul: “AUTIS”.

Dengan selesainya makalah ini tentu disana sini banyak ditemui hambatan dan rintangan yang tak dapat dihindarkan baik yang berasal dari dalam diri penulis maupun berasal dari luar.

Penulis menyadari makalah ini mungkin tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak , baik secara moril maupun materi untuk itu izinkanlah penulis mngucapkan terimakasih, semoga Tuhan yang Maha pengasih melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin.

Padang,16 januari 2009

penulis


DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I

1.1 LATAR BELAKANG……………………………………………………….

1.2 POKOK PEMBAHASAN…………………………………………………..

BAB II

2.1 MENGENAL AUTIS………………………………………………..

2.2 PENYEBAB AUTIS………………………………………………….

2.3 GEJALA-GEJALA PADA PENDERITA AUTIS………………….

2.4 PENCEGAHAN………………………………………………………

BAB III

3.1 KESIMPULAN……………………………………………………….

3.2 SARAN……………………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

      
      Penyakit "Autis" sering menjadi perbincangan hangat di kalangan orangtua dan pakar kesehatan anak. Kurangnya informasi tentang penyakit ini sering membuat orangtua dicekam rasa takut dan kuatir,
terutama jika mendapati anaknya dinilai memiliki tingkah laku yang aneh. Bahkan, ada orangtua yang berceletuk, "Lebih baik memiliki nah, apakah sebenarnya penyakit autis? Gejala-gejala apa saja yang patut diwaspadai untuk melakukan deteksi dini? Kami mengajak Anda menyimak e-Konsel edisi kali ini karena pokok bahasan yang kami sajikan dalam edisi ini adalah tentang penyakit autisme. 

Kata Autis berasal dari kata Yunani “auto” berarti sendiri yang ditujukan pada seseorang yang manunjukkan gejala “hidup dalam Dunia nya sendir”, pada umumnya penyandang autisma mengacuhan suara, penglihatan ataupun kejadian yang melibata mereka . Jika ada reaksi biasanya reaksi ini tidak sesuai dengan situasi atau malahan tidak aa reaksi sama sekali . Mereka mengindari atau tidak berespon terhadap konak social .

Autis dapat terjadi pada semua kelompok masyarakat kaya, mskin ,didesa,dikota ,berpendidikan maupun tidak serta pad sema kelompok etnis dan budaya diDunia sekali pun demikian anank-anak didaerah maju umumnya memilki kesempata terdiagnosis lebh awal sehingga memngkinkan tatalaksa lebih dini dengan hasil yang lebih baik.

1.2 POKOK PEMBAHASAN

Berdasarkan dari latar belakang penulis mempunyai beberapa permasalahan yang harus dibahas dalam kesempatan ini, adapun permasalahan yang timbul antara lain:

1. MENGENAL AUTIS

2 . PENYEBAB AUTIS

3 . GEJALA-GEJALA PADA PENDERITA AUTIS

4. PENCEGAHAN

BAB II

PEMBAHASAN



2.1 MENGENAL AUTIS

       Banyak sekali definisi yang beredar tentang Autis. Tetapi secara garis besar, Autis, adalah gangguan perkembangan khususnya terjadi pada masa anak-anak, yang membuat seseorang tidak mampu mengadakan 
interaksi sosial dan seolah-olah hidup dalam dunianya sendiri. Pada anak-anak biasa disebut dengan Autis Infantil

Memiliiki anak yang menderita autis memang berat.Penderita autis tidakmapu bersosialisasi dan penderita tidak mampu mengendalkan emosinya , kadang –kadang tertawa terbaha –bahak, kadang-kadang marah tak terkendali , dia sendiri tidak mampu mengendalikan dirinya sendiri dan memiliki gerakan yang aneh-aneh yang sering dulang-ulang.

Autis adalah gangguan perkembangan pervasive pada anak yang ditandai dengan adanya gangguan dan keterlambatan dalam bidang kognitif, bahasa, prilaku, komunikasi dan interaksi social.

Autis merupakan ganguan perkembangan neurobiologis yang berat yang timbul dalam 3 tahun kehidupan pertama anak. Gejala-gejala bisa terlihat sejak beberapa hari /minggu setelah lahir , atau beberapa bulan kemudian setelah tahap perkembangan yang seharusnya ada tetapi tidak dicapai leh batita yang bersangkutan . ada juga anak-anak yang mula-mula perkembangan nya tampak normal tetapi terjadi kemunduran pada umur 18bulan, yaitu berbagai kemampuan yang tadinya sudah ada , misalnya sebelumnya anak sudah bisa berbicara sepatah-patah kaa kemudian menghilang.

Jumlah anak yang menderita autisme makin bertambah di Canada dan Jepang pertambahan ini mencapai 40% sejak 1980. Di California sendiri pada tahun 2002 di simpulkan terdapat 9 kasus autis per-harinya.. Dengan adanya metode diagnosisi yang kian berkembang hampir di pstkan jumlah anak yang ditemukan terkena autisme akan semakin besar . Jumlah tersebut di atas sangat menkhawatirkan mengingat sampai saat ini penyebab autisme masih misterius dan menjadi bahan perdebatan diantara para ahli dan dokter di Dunia.

2 PENYEBAB AUTIS

Penyebab autis belum diketahui secara past, Beberapa ahli menyebutkan autis disebabkan karena multifaktorial . Beberapa peneliti mengungkapkan terdapat gangguan biokimia , ahli lain berpendapat bahwa autisme disebabkan oleh gangguan psikiatri /jiwa . ahli lainnya berpendapat bahwa autisme disebabkan oleh kombinasi makanan yang salah atau lingkungan yan terkontaminasi zat-zat beracun yang mengakibatkan kerusakan pada usus besar yang mengakibatkan masalah dalam tingkah laku dan fisik termasuk autis.

Banyak ahli yang melakukan penelitian dan menyatakan bahwa bibit autisme telah ada jauh hari sebelum jauh hari bayi dilahirkan bahkan sebelim vaksinasi dilakukan. Kelainan ini diknfirmasikan dalam hasil pengamatan beberapa keluarga melalui ge autisme . Patricia Rodier , ahli embrio dari Amerika bahwa korelasi antara autisme dan cacat lahir yang disebabkan oleh thailidomide menyimpulkann bahwa kerusakan jaringan otak dapat terjadi paling awal 20 hari pada saat pembentukan janin .

peneliti lainnya , Minshew menemukan bahwa pada anak yang terkena autisme bagian otak yang mengendalikan pusat memory dan emosi menjadi lebih kecil dari pada anak normal. Peneliti in imenyimpukan bahwa gannguan perkembangan otak telah terjadi pada semester ketiga saat kehamilan atau pada saat kelahiran bayi .

Karin Nelson , ahli neorology Amerika menadakan menyelidikibterhadap protein otak dari contoh darah bayi yang baru lahir . Empat sample protein dari bayi normal mempunyai kadar protein tinggi yang kemudian ditemukan bahwa bayi dengan kadar protein otak tinggi ini berkembang menjadi autisme dan keterbelakangan mental.

Banyak factor yang menyebabkan pengaruhnegativ selama masa perkebangan otak , antar lain : penyakit infeksi yang menenai ssunan saraf pusat ,t rauma, keracunan logam berat dan zat kimia lain baik selama masa dalam kandungan maupun setelah dilahirkan , gangguan imunologis , gangguan absorpsi protein tertentu akibat kelainan di usus

2.3 GEJALA-GEJALA PADA PENDERITA AUTIS

Gejala Autisme berbeda-beda dalam kualitas dan kuantitas , penyandang autisme infantile klasik mungkin memperlihatkan gejala dalam derajat yangberat , tetapi kelainan memperlihatkan hanya sebagian saja .

Kesulitan yang timbul , sebagian dari gejala tersebut dapat muncul pada anak normal hanya dengan intensitas dan kiualitas berbeda.

Gejala –gejala pada autisme mencakup gangguan pada :

1. Gangguan pada bidang komunikasi nerbal dan non verbal

- Terlambat bicara atau tidak dapat berbicara

- Mengeluarkan kata –kata yang tidak dimengerti oleh orang lain

- Tidak mengerti dan tidak menggunakan kata-kata dalam konteks yang sesuai

- Bicara tidak digunakan untuk komunikasi

- Mimik muka datar

- Seperti anak tuli , tetapi bila mendengar uara yang disukainya akan bereaksi dengan cepat

2. Gangguan pada bidang interaksi social

- Menolak atau meghindar untuk bertatap muka

- Anak mengalami ketulian

- Merasa tidak senang dan menolak bila dipeluk

- Tidak ada usaha untuk berinteraksi dengan orang

- Bila didekati untuk bermain justru menjauh

- Tidak berbagi kesenangan denga orang lain

- Kadang mendekati oang untuk makan atau duduk dipangkuan sebentar kemudian menjauh

- Keengganan untuk bernteraksi lebih nyata pada anak sebaya dibandingkan terhadap orang tu nya

3. Gangguan pada bidang prilaku dan bermain

- Seperti tidak mengetahui cara bermain

- Bila sudah senang satu mainan tidak mau mainan yang lain dan cara bermain nya aneh

- Keterpakuan pada roda atau sesuatu yang berputar

- Terdapat kelekatan pada benda-benda tertentu , seperti tali ,kertas dan lain-lain yang terus dipegang dan terus di bawa kemana-mana

- Sering memperhatikan jari-jarinya sendiri , kipas angi yang berputar, air yang bergerak

- Anak dapat terlhat hiperaktif dapat juga anak terlal diam

4. Gangguan pada bidang perasaan dan emosi

- Tidak ada atau kurangnya rasa simpati

- Tertwa sendiri, menangis tanpa sebab yang nyata

- Sering mengamuk tidak terkendali

5. Gangguan dalam persepsi sensoris

- Mencium-cium , menggigit ataumenjilat mainanatau benda apa saja

- Bila mendengar suara keras langsung menutup maa

- Tidak menyukai rabaan/pelukan

- Merasa tida nyaman bila memakai pakaian dengan bahan terte

2.4 PENCEGAHAN

Tindakan pencegahan adalah yang paling utama dalam meng hindari resiko terjadinya gangguan pada organ tubuh kita. Banyak gangguan dapat dilakukan strategi penceahan dengan baik , karena factor eiologi dan factor resiko dapat dketahui dengan jelas.

Berbeda dengan kelainan autis , karena teori penyebabdan factor resiko belu maih jelas maka strategi pencegaha mungkin pencegahan tidak dapat dlakukan secara optima , dalam kondisi seperti ini upaya pencegahan tampaknya hanya bertujuan agar gangguan prilaku yan terjadi tidak semakin parah bukan untuk mencegah terjadinya autis, Upaya tersebut berdasarkan teori penyebab atau pun penelitian factor resiko autis. Pencegahan ini dapat dilakukan sedini mungkin sejak merencanakan kehamilan , saat kehamilan , persalinan


BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Berdasarkan Dari semua pembahasan tentang autis maka dapat ditarik kesimpulan antara lain :

. Autis adalah gangguan perkembangan pervasive pada anak yang ditandai dengan adanya gangguan dan keterlambatan dalam bidang kognitif, bahasa, prilaku, komunikasi dan interaksi social.

Autis merupakan ganguan perkembangan neurobiologis yang berat yang timbul dalam 3 tahun kehidupan pertama anak

Penyebab autis belum diketahui secara past, Beberapa ahli menyebutkan autis disebabkan karena multifaktoria

Banyak ahli yang melakukan penelitian dan menyatakan bahwa bibit autisme telah ada jauh hari sebelum jauh hari bayi dilahirkan bahkan sebelim vaksinasi dilakukan

Gejala Autisme berbeda-beda dalam kualitas dan kuantitas , penyandang autisme infantile klasik mungkin memperlihatkan gejala dalam derajat yangberat , tetapi kelainan memperlihatkan hanya sebagian saja .

Pencegahan autis ini dapat dilakukan sedini mungkin sejak merencanakan kehamilan , saat kehamilan , persalinan dan periode usia anak


3.2 SARAN

Saran isi dari sebuah makalah ini dapat ditanyakan kepada pihak-pihak yang mungkin kurang mengerti dengan semua isi dari makalah ini. Semua itu dapat diajukan semua saran tersebut kepada penulis yang bersangkutan . Penulis sangat berterimakasih , jika ada antara pihak-pihak yang lain dapat memberikan sarannya terhadap makalah ini. Dengan mengucapkan terima kasih




DAFTAR PUSTAKA

-Maula, Mirza, 2007 Anak Autis, Mendidik anak Autis dan Gangguan Mental Lain Menuju Anak Cerdas dan Sehat.Kata Hati.Jogya.

-Autisme, Hubungan Pengetahuan Fetrihy dan Interuinsi Pendidikan Bagi Penyandang Autis. Theo Peeters, Dion Rakyat-Jakarta. 2004

-d.s Prasetyo . 2008. Serba Serbi Anak Autis Diva Press, Jogja

-Terapi makanan, anakl dengan gangguan Autisme Soenardi, Tuti.2007, PT Penerbitan Sarang Bobo Jakarta.

-www.google.com