Panduan tentang Menu

"Selamat Datang di Blog Cara Mengisi Blog dengan Modul Pembelajaran

alergi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini istilah “Alergi” tidak lagi terbatas hanya dalam kamus kedokteran saja alergi sudah merupakan kata yang sering kita dengar, kita ucapkan, kita tulis atau kita baca. Dengan perkataan lain, istilah ”alergi” sudah memasyarakat. Karena pemakaian yang terlalu sering, tidak dapat dihindarkan kemungkinan timbulnya salah pengertian mengenai apa yang dimaksudkan dengan alergi itu sesungguhnya. Dikalangan masyarakat awam alergi banyak dihubungkan dengan istilah ”darah kotor dan berbagai sebutan lainnya.

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar atau bahkan mungkin pernah mengalami bercak-barcak atau bentolan kulit yang gatal serta tersebar dipermukaan tubuh, beberapa saat setalah makan udang, ikan, obat dan lain sebagainya. Penyakit alergi dapat menampilkan dirinya dalam berbagai bentuk manisfetasi, dimulai dari bersin-bersin, sulit bernafas sampai renjatan anafilaktik (anaphylatic shock) yang fatal bentuk lain yang juga tidak jarang dijumpai adalah eksema (dermatitis), kelainan kulit akibat pemakaian berbagai kosmetika, diare karena makanan atau minuman tertentu dan lain sebagainya.

Penyakit atau reaksi alergi menyerang semua tingkatan umur, dari bayi yang baru dilahirkan sampai lanjut usia. Selain itu, masalah penyakit alergi sedemikian kompleks dan rumit sehingga memerlukan perawatan yang cermat dan memakan waktu yang lama. Dan perawatan yang baik dari pihak penderita, orang tua atau anggota keluarga penderita, serta dokter yang merawatnya.

1.2 Tujuan Penulisan

· Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan alergi

· Untuk mengetahui jenis-jenis alergi

· Untuk mengetahui gejala dari alergi

· Untuk mengetahui cara pencegahan dan mengobati alergi

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Alergi

Istilah alergi pertama kali dipergunakan pada tahun 1906 oleh Clemens Von Pirquet, seorang dokter ahli penyakit. Alergi timbul karena pada seseorang terjadi perubahan reaksi terhadap bahan tertentu. Hal tersebut tidak terjadi pada kebanyakan orang. Jadi alergi adalah reaksi yang abnormal terhadap satu bahan atau lebih yang terdapat dalam lingkungan hidup sehari-hari.

2.2 Tahapan alergi

Ada tiga tahapan alergi :

Tahapan 1 stadium peringatan:

Menemui bahan penyebab dan timbul gejala

Tahapan 2 adaptasi:

Pemaparan yang sering membuat tubuh terbiasa

Tahapan 3 maladaptasi:

Tubuh tidak lagi dapat mentolerir ketahanan tubuh berkurang. Tahapan ini dapat menyebabkan adiksi (kecanduan), bila gejala tampak menghilang bila memakan bahan penyebab.

2.3 Jenis - jenis alergi

1. Menurut sebab

  1. Alergi debu

Kerentanan yang abnormal terhadap debu rumah. Gejala yang sering ditemukan adalah rinitis:bersin-bersin, hidung gatal, berair dan tersumbat, mata gatal dan berair yang sifatnya terus-menerus sepanjang tahun, tidak tergantung pada musim. Debu rumah dapat pula menimbulkan jenis alergi lain yaitu asma: napas bunyi (mengi), batuk dan sesak.

Cara pencegahan alergi debu

Dapat dilakukan mengurangi dan menghilangkan gejala. Kamar tidur merupakan tempat utama yang harus dibebaskan dari debu. Bantal dan kasur sebaiknya ditutupi plastik atau kain khusus yang non alergi atau tidak tembus debu. Disamping tindakan-tindakan tersebut orang dengan alergi debu harus menghindari semprotan (pewangi ruangan, pembunuh serangga dll). Polusi udara yang timbul akibat bakaran sampah, debu dan asap pabrik/industri mempermudah timbulnya gejala alergi.

  1. Alergi pollen

Pollen atau tepung sari adalah sel benih jantan tanaman yang berbunga seperti rumput, gulma dan pohon. Bentuk pollen adalah bundar dengan ukuran kecil yang hanya dapat dilihat dengan mikroskop.

Gejala alergi pollen:

Pollen dapat menimbulkan konjungtivitis serta riritis atau asma pada penderita yang menghirupnya. Alergi pollen biasanya mulai timbul pada usia anak dan dewasa muda. Gejala rinitis timbul setelah alergen masuk hidung.

Ada 3 cara pengobatan alergi pollen yaitu menghindari alergen, pemberian obat-obatan. Cara tersebut biasanya dapat mengontrol gejala meskipun tidak menyembuhkan penyakit. Pemakaian alat pendingin (AC) dan saringan udara (air filter) dapat mencegah pollen masuk kedalam rumah. Selama musim pollen penderita hendaknya banyak tinggal dirumah dan menghindari rangsangan. Bila tidak menolong diberikan obat jenis anti-histamin melalui mulut.

  1. Alergi jamur

Yang dimaksudkan disini adalah alergi kapang. Peranan jamur dalam alergi pada waktu ini telah banyak diketahui. Jamur dapat tumbuh ditempat lembab yang mengandung sedikit sumber karbon dan beberapa bahan kimia. Pada umumnya Alternaria dan Hormodendrum (Cladosporium) merupakan jamur terpenting yang ditemukan dalam udara.

Gejala alergi jamur berupa batuk kering dan tidak beriak terutama malam hari, disusul dengan sesak napas, bunyi (mengi). Alergi jamur mungkin dapat diketahui dari riwayat penyakit. Cara mengobati alergi jamur sama pada alergi lain.

  1. Alergi obat

Obat yang sangat berguna bagi banyak orang dapat berupa racun pada sebagian orang. Obat ialah semua bahan yang digunakan untuk mengobati penyakit pada manusia termasuk vitamin, hormon, serum dan bahan kimia untuk diagnostik. Reaksi alergi obat dapat terjadi pada setiap orang. Berbeda dengan alergi lainnya, obat mempunyai efek yang farmakologik tertentu, tetapi juga mempunyai efek yang tidak diharapkan, misalnya toksik.

Gejala alergi obat

Berat reaksi tergantung pada beberapa jumlah, cara dan kekerapan pemberian obat serta kondisi penderita. Reaksi alergi obat dibagi dalam tiga bentuk sebagai berikut:

1. Reaksi cepat

Contoh reaksi cepat antara lain urtikaria, angiodem dan sesak yang timbul beberapa menit sesudah obat diberikan. Hal tersebut dapat disertai syok yang dapat menimbulkan kematian bila tidak diberikan pertolongan dengan cepat. Penicillin merupakan obat yang dapat menimbulkan reaksi cepat.

2. Reaksi Lambat

Reaksi lambat biasanya terjadi beberapa hari sampai beberapa minggu setelah pemberian obat, berupa gatal, merah-merah, bengkak dan lapuh di beberapa bagian badan, panas badan, pembengkakan kelenjar limfa atau sendi yang disertai rasa sakit.

3. Reaksi Aselerasi

Reaksi yang timbul antara 1-24 jam sesudah pemberian obat.

Cara mencegah dan mengobati alergi obat

Tindakan pertama dalam penanggulangan reaksi alergi obat , ialah menghentikan pemberiannya. Gejala-gejala yang menetap dapat diobati dengan antialergi, epinefrin dan steroid sejenis hormon. Obat dapat mengurangi berat reaksi alergi dan memperpendek masa sakit.

  1. Alergi Makanan

Makanan pada umumnya tidak menimbulkan reaksi alergi. Namun pada segolongan orang, makanan tertentu meskipun dalam jumlah sedikit, dapat menimbulkan reaksi alergi ringan sampai berat dan membahayakan. Kerentanan berlebihan yang timbul akibat makanan disebut alergi makanan. Ada dua jenis reaksi alergi makanan yaitu reaksi cepat dan lambat. Pada reaksi cepat.gejala timbul segera telah alergen dimakan. Pada beberapa orang, gejala timbul waktu makanan masih dikunyah sebelum ditelan, bahkan pada beberapa orang mencium baunya saja sudah dapat menimbulkan gejala. Contoh alergen yang menimbulkan reaksi cepat ialah telur, ikan dan kacang-kacangan.

Patofisologi : alergi makanan pada orang dewasa dapat merupakan reaksi yang memang sudah terjadi saat kanak-kanak/reaksi yang memang baru terjadi pada usia dewasa.

Gejala alergi makanan

Alergi makanan dapat menimbulkan berbagai gejala, tergantung pada alat badan tempat reaksi alergen dan antibodi terjadi.

Bila reaksi terjadi di hidung atau mata, maka akan timbul gejala rinitis dan konjungtivitis. Bila reaksi terjadi di saluran napas, timbul gejala asma seperti batuk, sesak dan napas bunyi atau mengi. Bila reaksi terjadi di saluran cerna, timbul mual, muntah, usus sakit dan diare. Bila reaksi terjadi di kulit, timbul kaligata, bengkak-bengkak atau eksim terutama dilipat tubuh. Mungkin seluruh sistem pembuluh darah tubuh. Mungkin seluruh sistem pembuluh darah tubuh bereaksi dan menimbulkan syok.

Cara mengobati dan mencegah alergi makanan

Pengobatan terbaik adalah menghindari makanan yang jelas menimbulkan alergi. Hal ini dapat dilakukan tanpa mengganggu kualitas gizi. Untuk melakukan diit pada anak diperlukukan bimbingan dokter.

F. Alergi Serangga

Banyak orang digigit serangga golongan Hymenoptera (dengan sayap seperti selaput) seperti lebah, tawon dan semut tertentu (fireant dan harvester ant). Pada sengatan lebah dan tawon, sejumlah bisa masul ke badan. Di beberapa negara, jumlah orang yang meninggal akibat sengatan serangga lebih banyak dibanding gigitan ular.

Alergi serangga yaitu reaksi yang berlebihan terhadap serangga. Istilah yang lebih tepat ialah alergi sengatan serangga atau alergi bisa serangga oleh karena alergennya bukan seluruh serangga tetapi bisanya yang masuk ke dalam kulit.

Gejala alergi serangga

Sengatan serangga dapat menimbulkan berbagai reaksi :

a. Reaksi Alergi

· Reaksi setempat

Bengkak dengan kemerah-merahan pada tempat sengatan yang dapat menjalar pada anggota tubuh yang disengat.

b. Reaksi sistemik ialah gejala yang tidak terbatas pada tempat yang disengat.

Reaksi alergi yang terjadi dapat ringan, sedang dan berat. Ringan, bila terjadi rasa gatal dan bengkak di tempat sengatan untuk beberapa hari. Berat, bila gejala sedang disertai susah menelan dan napas sesak, susah bicara, dan perasaan bingung. Yang paling berat ialah syok, yang dapat terjadi dalam beberapa menit dan dapat meninggal kalau tidak diberikan pertolongan dengan cepat.

c. Reaksi Toksik terjadi akibat puluhan sengatan atau lebih.

Dalam waktu yang pendek, dapat membunuh seseorang karena banyak bisa masuk ke dalam badan. Reaksi toksik atau keracunan terjadi tanpa reaksi alergi.

Penanggulangan sengatan serangga

a. Pengobatan

Alat penyengat dan kantung bisa yang masih tertinggal di kulit harus dikeluarkan secepatnya dengan kuku atau ujung pisau. Kantung bisa hendaknya tidak ditekan atau dipijat untuk menghindari lebih banyak bisa masuk ke dalam badan. Sesudah penyengat dan kantung terangkat, kulit harus dicuci. Masuknya bisa ke dalam badan dapat diperlambat dengan kompres es. Kompres es dapat pula mengurangi rasa sakit dan bengkak. Suntikan adrenalin diberikan untuk mengurangi reaksi alergi dan mencegah syok. Antihistamin dalam jumlah 2 kali dari biasa, dapat mengurangi rasa gatal dan reaksi alergi. Aspirin diberikan untuk menahan rasa sakit.

b. Mengurangi Kerentanan

Desensesitisasi dapat diberikan dengan campuran bisa berbagai serangga. Desensitisasi dapat diberikan untuk puluhan tahun bahkan seumur hidup.

c. Menghindari Serangga

2. Menurut Alat Tubuh Yang Diserang

A. Rinitis Alergi

Penyakit bukan infeksi, tetapi suatu alergi terhadap pollen. Gejalanya berupa bersin-bersin, hidung dan mata gatal, berair dan sering disertai dengan tenggorok gatal dan berlendir. Rinitis merupakan penyakit alergi yang paling sering terjadi dan ditemukan pada sekitar 20% dari masyarakat. Penderita dengan rinitis alergi lebih cenderung untuk menderita asma. Komplikasi yang terjadi pada rinitis ialah infeksi saluran napas, sinusitis dan polip hidung. Rinitis alergi dapat diobati dengan memberikan antihistamin yang dapat menghilangkan rinitis alergi. Obat tetes/semprot hidung dapat mengurangi keluhan tetapi tidak boleh diberikan 2-3x/24 jam untuk 10 hari karna dapat memperburuk penyakit. Dapat juga digunakan steroid dibawah pengawasan dokter.

B. Sinusitis Alergi

Sinusitis berasal dari kata sinus (rongga yang ada di sekitar hidung) dan itis (radang). Sinusitis sering menimbulkan rasa nyeri yang berat dan penderitaan pada banyak orang. Ada beberapa jenis sinus :

- Sinus frontal terletak di dahi

- Sinus maksila terletak di dalam tulang pipi

- Sinus etmoid terletak di belakang batang hidung di sudut mata.

- Sinus sfenoid terletak di belakang sinus etmoid.

Setiap sinus mempunyai hubungan dengan hidung untuk pertukaran udara dan ingus. Segala sesuatu yang dapat menimbulkan pembengkakan selaput lendir hidung, seperti bakteri dan virus atau alergi akan menyebabkan hal yang sama pada sinus dan menutup hubungan antara sinus dan hidung.

Gejala sinusitis

Pusing waktu bangun tidur di pagi hari merupakan gejala sinusitis. Nyeri tekan dahi, di daerah sinus adalah gejala khas sinusitis frontal. Infeksi sinus maksila dapat menimbulkan nyeri pada rahang atas dan gigi. Infeksi sinus etmoid akan menimbulkan pembengkakan kelopak dan jaringan sekitar mata, nyeri di antara ke-2 mata, rasa nyeri kalau pinggiran hidung disentuh, hidung tersumbat dan tidak dapat lagi mencium. Infeksi sinus sfenoid yang jarang terjadi dapat menyebabkan rasa nyeri di bola mata dan dahi

Cara mengobati sinusitis

Pada keadaan berat dan bila penderita tidak menunjukkan perbaikan terhadap pengobatan biasa, dapat dicoba pengobatan dengan desensitisasi yaitu menyuntikan ekstrak alergen sedikit demi sedikit. Pengobatan sinusitis menunjukkan pada kelancaran mengeringkan sinus hidung, mengontrol serta menghilangkan sumber infeksi dan rasa nyeri. Obat yang diberikan ditujukan untuk menghilangkan penyumbatan, rasa nyeri dan infeksi.

C. Asma Bronkial

Asma adalah penyakit paru yang tidak menular, dengan ciri-ciri berupa serangan sesak, napas bunyi (mengi) dan batuk berulang-ulang, ditimbulkan oleh penyempitan saluran napas yang tidak menetap. Serangan dapat berlangsung beberapa menit, beberapa jam sampai berhari-hari bahkan beberapa minggu; dapat ringan dan hilang dengan obat, sedang atau berat. Serangan dapat hilang dan timbul lagi untuk beberapa tahun. Pada serangan yang barat, napas menjadi sangat susah dan penderita banyak mengeluarkan banyak tenaga untuk bernapas. Asma dapat pula berupa batuk-batuk dan sesak tanpa disertai mengi. Tidak semua sesak yang disertai mengi adalah asma. Alergen yang dapat menimbulakan asma: debu rumah, pollen, spora jamur

Prevalensi

Prevalensi banyak dipengaruhi banyak faktor, antara lain jenis kelamin, umur pasien, status atopi, faktor keturunan, serta faktor lingkungan. Pada masa kanak-kanak ditemukan prevalensi anak laki berbanding anak perempuan 1,5:1, tetapi menjelang dewasa perbandingan tersebut lebih kurang sama dan pada masa menopause perempuan lebih banyak terkena dari laki-laki. Di Indonesia prevalensi asma barkisar antara 5-7%.

Patogenesis : Dasar gejala asma adalah imflamasi dan respons saluran napas yang berlebihan.

Cara mengobati asma

Pengobatan terbaik dapat dicapai bila di samping penggunaan obat, juga dihindari alergen dan faktor yang berpengaruh terhadap timbulnya serangan asma. Maksud pemberian obat ialah untuk melebarkan saluran napas dengan melemaskan otot polos, mengurangi oedem saluran napas serta mencairkan riak yang kental agar dapat lebih mudah dikeluarkan dengan batuk. Hal terakhir dapat dibantu dengan banyak minum.

Obat dapat diberikan dalam bentuk tablet, puyer, sirop pada waktu tertentu. Dapat juga diberikan semprotan melalui mulut pada waktu tertentu dan juga dapat diberikan suntikan di bawah kulit, dalam otot atau ke dalam pembuluh darah balik. Dalam keadaan berat diberikan infus di rumah sakit.

D. Alergi Kulit

Ada 3 jenis penyakit alergi kulit:

a. Eksim

Penyakit alergi sering timbul pada bayi, misalnya eksim. Eksim pada bayi sering timbul pada pipi, kulit kepala dan menyebar ke pergelangan tangan, lipat siku dan lutut. Pada keadaan berat dapat menyebar ke seluruh badan. Gejala pertama timbul, berupa gatal dan kemerahan. Akibat garukan, kulit dapat berair dan lama kelamaan menjadi menebal. Eksim akan membaik atau mengurang pada usia 2-3 tahun dengan kemungkinan kambuh kembali bila umur anak bertambah.

Pengobatan eksim ialah menemukan dan menghindari alergen penyebabnya beserta obat-obatan yang diberikan sedini mungkin.

b. Urtikaria/Angioedem

Urtikaria atau biduran adalah kemerahan dan bentol-bentol pada kulit dengan berbagai ukuran dan disertai rasa gatal. Bengkak-bengkak yang sering timbul di sekitar mata, mulut, tetapi dapat pula di bagian lain badan disebut angiodem. Angiodem dapat disertai sesak napas, panas, sakit perut, mual dan muntah. Pengobatan dan pencegahan urtikaria/angiodem sama seperti eksim, yaitu menghindari penyebab.

c. Dermatitis Kontak/Alergi Kontak

Dermatitis kontak adalah penyakit serupa dengan eksim, yang timbul karena adanya reaksi antara kulit dan bahan/alergen yang menempel pada kulit. Berbagai tanam-tanaman hias, buah-buahan, sayuran seperti seledri, bawang dapat menimbulkan dermatitis kontak. Logam terutama jenis nikel yang merupakan perhiasan imitasi merupakan alergi kontak. Pengobatan dapat dilakukan dengan menghindari pemakaian bahan tersebut.

2.4 Diet pantangan

Diet pantangan sederhana:

Tidak diperbolehkan

- Susu, keju, mentega, krim, margarin, yogurt, susu skim dan kambing.

- Gandum (termasuk roti, kue, pasta), jagung, beras, rte, oats, barli, milet

- Telur, ayam

- Buah sitrus (jeruk, lemon)

- Gula, madu/pemanis

- Teh atau kopi

- Minuman berakhohol

- Daging olahan/ikan diasap

- Semua makanan kaleng/kemasan

- Air kran

- Tembakau

- Rempah-rempah, pil, obat-obatan

Diperbolehkan

- Daging sapi, babi, dan kambing

- Kalkun, itik dan unggas lain

- Semua ikan (tak diasap)

- Sayuran segar

- Buah segar (kecuali sitrus)

- Air mineral kemasan, air saringan

- Sari buah

- Teh herba (hindari ramuan)

- Garam, lada dan herba

Diet 8 jenis makanan yang diperbolehkan:

- Daging

- Sayuran

- Buah

- Karbohidrat

- Kalkun, kelinci

- Bayam, turnip

- Mangga, kiwi

- Milet, buckwheat

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Alergi adalah reaksi yang abnormal terhadap satu bahan atau lebih yang terdapat dalam lingkungan hidup sehari-hari. Alergi terbagi dalam beberapa jenis, menurut sebab alergi terbagi dalam enam jeis yaitu alergi debu, alergi pollen, alergi jamur, alergi obat, alergi makanan, dan alergi serangga. Sedangkan jenis akergi menuruat alat tubuh yang diserang, rinitis alergi, sinusitis alergi, asma bronkial dan alergi kulit.

Gejala dari alergi berbeda - beda tergantung jenis alerginya sedangkan pengobatan dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti menghindari penyebab, memberikan obat antihistamin dan lain-lain.

Bagi penderita alergi diberikan diet pantangan berupa makanan yang diperbolehkan seperti sayuran segar, buah segar, semua ikan, daging karbohidrat dan lain-lain.

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat ALLAH SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul “ALERGI” ini dapat penulis selesaikan tepat pada waktunya. Tidak lupa pula kita limpahkan salawat beriring salam kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW yang menjadi suri teladan yang baik di muka bumi ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis banyak memdapatkan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih banyak khususnya kepada Ibuk EVA YUNIRITHA sebagai dosen pembimbing mata kuliah Patologi yang telah membimbing dalam penulisan makalah ini.

Semoga penulisan makalah ini bermanfaat bagi kita semua.Jika ada kesalahan dalam penulisan makalah ini, maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Padang, Januari 2009

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang....................................................................................................... 1

1.2 Tujuan Penulisan..................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Alergi..................................................................................................... 2

2.2 Tahapan Alergi....................................................................................................... 2

2.3 Jenis-jenis alergi...................................................................................................... 2

2.4 Diet Pantangan........................................................................................................ 10

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan............................................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA

Tjen, daniel. 1987.Alergi dan Asma Bronkiale.Jakarta: Pustaka Sinar Harapan

J. Davies , Profesor Roberj. 2002. Alergi. Jakarta: Dian Rakyat

Suasetja, R admiral. 1983. Ilmu Penyakit Dasar Untuk Perawat. Jakarta: Bhratara

Karya Aksara

Mumby, keith. 1995. Alergi. Jakarta: Arcan

Wahab, A sanik. 1999. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Dian Rakyat

Andrianto, petrus. 1982. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. Jakarta

Karmen, garca baratawidjaya. 1987. Mengenal Alergi. Djambatan

Sudoyo, aru w, dkk. 2006. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Departemen Ilmu P.D