Panduan tentang Menu

"Selamat Datang di Blog Cara Mengisi Blog dengan Modul Pembelajaran

MAKALAH AUTIS

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Autis dapat terjadi pada semua kelompok masyarakat, kaya miskin, di desa di kota, berpendidikan maupun tidak serta pada semua kelompok etnis dan budaya di dunia. Sekalipun demikian anak-anak dinegara maju pada umumnya memiliki kesempatan terdiagnosis lebih awal sehingga memungkinkan tata laksana yang lebih dini dengan hasil yang lebih baik. Dengan adanya metode diagnosis yang kian berkembang hampir dipastikan jumlah anak yang ditemukan terkena autism akan semakin besar.

B. Tujuan

· Agar para orang tua dapat mendiagnosis sendiri apakah anaknya terkena autis atau tidak.

· Agar kita mengetahui apa penyebab dari autis

· Dan kita mengetahui bagaimana cara pencegahannya agar anak terhindar dari autis.

C. Batasan Masalah

· Pengertian autis

· Criteria autis pada masa kanak-kanak

· Penyebab autis dan diagnosis

· Manifestasi klinis

· Factor resiko

· Pencegahan

· Terapi dan diet Autis

BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian

Kata autis berasal dari bahas Yunani “ auto “ berarti sendiri yang ditujukan pada seseorang yang menunjukkan gejala “ hidup dalam dunianya sendiri”.

Autis adalah gangguan perkembangan pervasive pada anak yang ditandai dengan adanya gangguan dan keterlambatan dalam bidang kognitif, bahasa, perilaku, komunikasi dan interaksi social.

( Google.com.Dr. Widodo Judarwanto SpA ).

Autis merupakan suatu kumpulan sindrom akibat kerusakan saraf.

( Dr. Widyawati, Ika.Sp.KJ.dkk.Terapi Anak Autis Di Rumah.2003)

Autis merupakan gangguan perkembangan neurobiologist yang berat, yang timbul dalam tiga tahun pertama kehidupan anak.

Asperger adalah kelompok autis yang mempunyai perkembangan fungsi yang tinggi atau mempunyai inteligensia yang tinggi.

2. Criteria autis masa kanak-kanak

1) Harus ada minimum dua gejala dari ( a ), dan masing-masing satu gejala dari ( b ) dan ( c )

a. Gangguan kualitatif dalam interaksi social yang timbal balik.

· Tidak mampu menjalin interaksi social yang memadai, seperti kontak mata sangat kurang, ekspresi muka kurang hidup, dan gerak geriknya kurang tertuju.

· Tidak dapat bermain dengan teman sebaya.

· Tidak dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain.

· Kurangnya hubungan social dan emosional yang timbal balik.

b. Gangguan kualitatif dalam bidang komunikasi

· Bicara terlambat atau sama sekali tidak berkembang.

· Jika bisa bicara, bicaranya tidak dipakai untuk komunikasi.

· Sering menggunakan bahasa yang aneh dan diulang-ulang.

· Cara bermain kurang variatif, kurang imajinatif, dan kurang bisa meniru.

c. Suatu pola yang dipertahankan dan diulang dalam perilaku, minat dan kegiatan.

· Mempertahankan satu permintaan atau lebih, dengan cara yang khas dan berlebihan.

· Terpaku pada satu kegiatan yang ritualistic atau rutinitas yang tidak ada gunanya.

· Ada gerakan aneh yang khas dan diulang-ulang.

· Sering kali sangat terpukau pada benda.

2) Adanya keterlambatan atau gangguan dalam interaksi social, bicara dan berbahasa, dan cara bermain yang kurang variatif sebelum umur tiga tahun.

3) Tidak disebabkan oleh sindrom rett atau gangguan disintegratif masa kanak-kanak.

3. Penyebab autis dan diagnosis

Berikut ini dugan penyebab autis dan diagnosis medisnya.

1. Gangguan susunan saraf pusat.

Ditemukan kelainan neuroanatomi pada beberapa tempat didalam otak anak autis. Banyak anak autis mengalami pengecilan otak kecil, terutama pada lobus VI-VII. Pada anak autis jumlah sel parkinje sangat kurang. Akibatnya, produksi serotonin kurang, menyebabkan kacaunya proses penyaluran informasi antar otak. Selain itu, ditemukan kelainan struktur pada pusat emosi, sehingga emosi anak autis sering terganggu. Penemuan ini membantu dokter menentukan obat yang tepat. Obat-obatan yang banyak dipakai adalah jenis psikotropika, yang bekerja pada susunan saraf pusat.

2. Ganguan system pencernaan.

Anak autis mempunyai gangguan pencernaan yang sangat buruk. Ini disebabkan karena kekurangan enzim sekretin. Gangguan ini bisa di sembuhkan dengan pemberian suntikan sekretin.

3. Peradangan dinding usus

Pada anak autis yang mempunyai pencernaan buruk ditemukan adanya peradangan usus pada sebagian besar anak. Para ahli menduga peradangan tersebut disebabkan oleh virus, mungkin virus campak.

4. Factor genetika

Ditemukan 20 gen yang terkait dengan autis. Namun, gejala autis baru bisa muncul jika terjadi kombinasi banyak gen.

5. Keracunan logam berat

Berdasarkan tes laboratorium yang dilakukan pada rambut dan darah ditemukan kandungan logam berat dan beracun pada banyak anak autis. Diduga, kemampuan sekresi logam berat dari tubuh terganggu secara genetic.

4. Manifestasi klinis

1) Gangguan pada bidang komunikasi verbal dan non verbal.

· Terlambat bicara atau tidak dapat berbicara.

· Mengeluarkan kata-kata yang tidak dapat dimengerti oleh orang lain.

· Tidak mengerti dan tidak menggunakan kata-kata dalam konteks yang sesuai.

· Meniru atau membeo.

· Bicara tidak digunakan untuk komunikasi.

· Kadang bicara monoton seperti robot.

· Mimic muka datar.

· Seperti anak tuli, tetapi bila mendengar suara yang disukainya akan bereaksi dengan cepat.

2) Gangguan pada bidang interaksi social.

· Menolak atau menghindar untuk bertatap muka.

· Anak mengalami ketulian.

· Merasa tidak senang dan menolak bila dipeluk.

· Tidak ada usaha untuk melakukan interaksi dengan orang.

· Bila menginginkan sesuatu dia akan menarik tangan orang yang terdekat dan berharap orang tersebut melakukan sesuatu untuknya

· Bila didekati untuk bermain justru menjauh

· Tidak berbagi kesenangan dengan orang lain.

· Keengganan untuk berinteraksi lebih nyata pada anak sebaya dibandingkan terhadap orang tuanya.

3) Gangguan pada bidang perilaku dan bermain.

· Seperti tidak mengerti cara bermain, bermain sangat monoton dan melakukan gerakan yang sama berulang-ulang sampai berjam-jam.

· Bila telah senang satu mainan tidak mau mainan yang lain dan cara bermainnya juga aneh.

· Keterpakuan pada roda.

· Terdapat kelekatan dengan benda-benda tertentu seperti sepotong tali, kartu, kertas, gambar yang terus dipegang dan dibawa kemana-mana.

· Sering memperhatikan jari-jarinya sendiri, kipas angin yang berputar, air yang bergerak.

· Perilaku ritualistic sering terjadi.

· Anak terlihat hiperaktif sekali.

· Dapat juga anak terlalu diam.

4) Gangguan pada bidang persaan dan emosi

· Tidak ada atau kurang rasa empati

· Tertawa sendiri, menangis atau marah-marah tanpa sebab yang nyata

· Sering mengamuk tidak terkendali

5) Gangguan dalam persepsi sensoris

· Mencium-cium, menggigit, atau menjilat mainan atau benda apa saja.

· Bila mendengar suara keras langsung menutup mata.

· Tidak menyukai rabaan atau pelukan.

· Merasa tidak nyaman bila memakai pakaian dengan bahan tertentu.

5. Factor resiko

Adapun beberapa resiko dapat dikelompokkan dalam beberapa periode.

a) Periode kehamilan

Pertumbuhan dan perkembangan otak atau system susunan saraf otak sangat pesat terjadi pada periode ini. Beberapa keadaan ibu dan bayi dalam kandungan yang harus lebih diwaspadai dapat berkembang jadi autis adalah infeksi selama persalinan terutama infeksi virus. Perdarahan selam kehamilan harus diperhatikan sebagai keadaan yang berpotensi menggangu fungsi otak janin. Kondisi tersebut mengakibatkan gangguan transfortasi oksigen dan nutrisi ke bayi yang mengakbatkan gangguan pada otak janin. Gangguan pada otak inilah nantinya akan mempengaruhi perkembangan dan perilaku anak kelak nantinya, termasuk resiko terjadinya autis.

b) Periode persalinan

Beberapa komplikasi yang timbul pada periode ini sangat menentukan kondisi bayi yang akan dilahirkan. Gangguan persalinan yang dapat meningkatkan resiko terjadinya autis adalah :

· Pemotongan tali pusat terlalu cepat

· Asfiksia pada bayi

· Komplikasi selam persalinan

· Lamanya persalinan

· Letak presentasi bayi saat lahir dan berat bayi rendah.

c) Periode usia bayi

Dalam kehidupan awal diusia bayi, beberapa kondisi awal atau gangguan yang terjadi dapat mengakibatkan gangguan pada otak yang akhirnya dapat beresiko terjadinya gangguan autis. Kondisi atau gangguan yang berisiko untuk terjadinya autis adalah prematuritas, alergi makanan, kegagalan kenaikan berat badan, kelainan bawaan : kelainan jantung bawaan, kelainan genetic, kelainan metabolic, gangguan pencernaan dan gangguan neurologi.

6. Pencegahan

Upaya pencegahan hanya bertujuan agar gangguan perilaku yang terjadi tidak semakin parah bukan untuk mencegah terjadinya autis. Upaya pencegahan tersebut berdasarkan teori penyebab ataupun penelitian factor resiko autis.

Pencegahan ini dapat dilakukan sedini mungkin sejak merencanakn kehamilan, saat kehamilan, persalinan dan pada periode anak.

1 Pencegahan sejak kehamilan.

Adapun cara untuk mencegah terjadinya gangguan tumbuh kembang sejak dlam kehamilan tersebut diantaranya adalah :

· Periksa dan konsultasi kedokter spesialis kebidanan dan kandungan lebih awal.

· Melakukan pemeriksaan screening secara lengkap terutama infeksi virus TORCH ( Toxoplasma, Rubela, Citomegalovirus, Herpes atau Hepatitis )

· Selalu mengikuti nasehat dan petunjuk dokter dengan baik.

· Berhati-hati minum obat selama kehamilan, jangan minum obat sembarangan.

· Hindari makanan, bahan kimia atau toksik lainnya selama kehamilan.komsumsilah makanan yang bergizi baik dalam jumlh yang cukup.

· Sekaligus komsumsi vitamin dan mineral tertentu sesuai anjuran dokter.

2 Pencegahan saat persalinan.

Beberapa hal yang terjadi saat persalinan dapat meningkatkan resiko terjadinya perkembangan dan perilaku pada anak, sehingga harus diperhatikan beberapa hal penting.

· Konsultasi dengan spesialis kandungan dan kebidanan tentang rencana persalinan

· Dapatkan informasi secara jelas tentang resiko yang bisa terjadi selama persalinan.

· Bila terdapat resiko selama persalinan harus diantisipasi bila terjadi sesuatu.

3 Pencegahan saat usia bayi.

Setelah memasuki usia bayi terdapat beberapa factor resiko yang harus diwaspadai dan lakukan upaya pencegahan seperti berikut :

· Amati gangguan saluran cerna pada bayi sejak lahir, seperti : sering muntah, tidak buang air besar tiap hari, sering kembung, cegukan dan sering buang angin. Biasanya gangguan ini disebabkan oleh alergi makanan dan inteleransi makanan. Untuk mengatasinya dengan menghindari makanan penyebab keluhan tersebut.

· Bila terdapat kelainan bawaan seperti : kelainan jantung bawaan, kelainan genetic, kelainan metabolic, maka harus dilakukan perawatan oleh dokter ahli.

· Bila terjadi gangguan neurologi seperti : truma kepala, kejang atau kelemahan otot maka kita herus lebih cermat mendeteksi secara dini gangguan perkembangan.

· Bila terdapat gangguan perilaku dan perkembangan maka sebaiknya dilakukan konsultasi sejak dini kepada ahlinya untuk menegakkan diagnosis dan intervensi sejak dini.

7. Terapi dan Diet

Terapi

Kunci keberhasilan dari terapi autis adalah dengan melatih kesabaraan, kegigihan, keterbukaan pada ilmu dan wawasan dan meningkatkan kasih sayang pada anak.

Keberhasilan terapi juga tergantung pada beberapa factor berikut:

· Berat ringannya gejala, tergantung pada berat ringannya gangguan sel otak

· Makin muda umur anak pada saat terapi, semakin besar kemungkinan berhasil

· Makin cerdas anak makin cepat menangkap hal-hal yang diajarkan

· Terapi harus dilakukan sangat intensif.

Beberapa jenis terapi bagi anak autis :

I. Terapi medikamentosa

Terapi ini dilakukan dengan obat-obatan yang bertujuan memperbaiki komunikasi, memperbaiki respon terhadap lingkungan, dan menghilangkan perilaku aneh serta diulang-ulang. Dalam kasus ini gangguan terjadi dimotak sehingga obat-obatan yang dipakai adlah yang bekerja di otak.

II. Terapi biomedis

Terapi ini bertujuan memperbaiki metabolism tubuh melalui diet dan pemberian supermen.

III. Terapi wicara

Terapi ini merupakan keharusan bagi anak autis karena mereka mengalami keterlambatan bicara dan kesulitan berbahasa.

IV. Terapi perilaku

Terapi ini bertujuan agar anak autis dapat mengurangi perilaku yang tidak wajar dan menggantinya dengan perilku yang bisa diterima di masyarakat

V. Terapi okupasi

Terapi ini bertujuan membantu anak autis yang mempunyai perkembangan motorik yang kurang baik. Terapi okupasi akan menguatkan, memperbaiki koordinasi, dan keterampilan otot halus anak.

Diet

Syarat-syarat untuk diet autis adalah:

· Bebas gluten dan casein

· Tinggi asam folat

· Tinggi magnesium

· Tinggi vitamin C

· Ezim Papain

BAB III

PENUTUP

A Kesimpulan

Autis adalah gangguan yang dipengaruhi oleh multifaktorial. Tetapi sejauh ini belum didapat kejelasan secara pasti mengenai penyebab dan factor resiko. Tujuan pencegahan hanya untuk mencegah agar gangguan yang terjadi tidak lebih berat lagi, bukan untuk menghindari terjadinya autis.

B Saran

Kenalilah tanda-tanda dan criteria dari anak yang menderita autis, agar tidak terjadi kesalahan dalam mendiagnosis.


DAFTAR PUSTAKA

Maulana, Mirza.2007. Anak Autis, Mendidik Anak Autis dan Gangguan Mental Lain Menuju Anak Cerdas dan Sehat. Katahati : Jogjakarta.

Dr, Prasetyono.2008. Serba Serbi Anak Autis. Diva Press : Jogjakarta.

Peters, Theo.2004. Autisme, Hubungan Pengetahuan Teoritis dan Intervensi Pendidikan Bagi Penyandang Autis. Dian Rakyat : Jakarta.

Soenardi, Tuti. 2007. Terapi Makanan Anak dengan Gangguan Autisme. PT Penerbitan Sarang Bobo. Jakarta.

Seminar Persagi Pangeran,Maret,2008.Terapi Anak Dengan Gangguan

Dr. Budhiman, Melly, SP.K J. dkk.2002. Langkah Awal Menanggulangi Autisme dengan Memperbaiki Metabolisme Tubuh. Majalah Nirmala. Jakarta.

www.google.com. Dr, Widodo Judarwanto SpA.